Kedaton Majapahit Nusantara Agung Anugerahkan Lencana Surya Kencana kepada Ki Ageng Nawang Jati Mawala

Budaya70 Dilihat

DetikSR.id Cibubur, 16 Agustus 2025 – Kedaton Majapahit Nusantara Agung yang berpusat di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. menggelar seremoni spiritual pada Sabtu (16/8/2025) bertempat di Sasana Marga Utama Kedaton Nusantara Agung, Kota Wisata Cibubur. Acara berlangsung mulai pukul 17.01 WIB hingga selesai dengan penuh khidmat dan nuansa kebudayaan.

Dalam kesempatan tersebut, Kedaton Majapahit Nusantara Agung menganugerahkan Lencana Surya Kencana Nusantara Agung kepada para pelestari dan pejuang kebudayaan diantaranya Ki Ageng Nawang Jati Mawala, atau yang dikenal dengan nama Bapak Toni Junus Ktt Kartika Adinagoro. Penganugerahan ini diberikan dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta restu leluhur Nusantara sebagai bentuk penghormatan atas kiprah beliau dalam menjaga, mengembangkan, dan memperjuangkan nilai-nilai budaya serta spiritual Nusantara.

Buku Kebudayaan diserahkan Eka Widya (SLA) ke Perwakilan dari Malaysia

Prosesi pengukuhan dilakukan langsung oleh Shrie Maharaja Kr Swarna Bhre Wirabhumi Singha Sangha Krtya, yang menobatkan Ki Ageng Nawang Jati Mawala selaku Paramacharya Sesepuh Sastrajendra Living Academy (SLA) sebagai Duta Nusantara Punarbhawa Bhuana Jaya Jaya Wijayanti Sampoerna.

Lencana Surya Kencana Nusantara Agung sendiri dimaknai sebagai simbol perjuangan menuju kebangkitan peradaban baru yang berakar pada ajaran warisan budaya leluhur yang juga menjadi landasan spiritual dan intelektual SLA. Gerakan ini disebut sebagai bagian dari “renaisans Nusantara”, yaitu lahirnya kembali semangat peradaban leluhur yang dipadukan dengan dinamika zaman modern.

Upacara dipimpin Romo Dhamarsasongko dan Romo Teguh (Hindu).

Dalam sambutannya, Ki Ageng Nawang Jati Mawala menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan nilai budaya dan spiritual Nusantara.

> “Saya bersama Sastrajendra Living Academy ikut memperjuangkan peradaban baru Nusantara, yaitu renaisans peradaban luhur zaman dahulu (Majapahit) yang bertransformasi dengan zamannya,” ujarnya.

Seremoni ini bukan sekadar prosesi penghormatan, tetapi juga momentum kebangkitan spiritual dan budaya bangsa. Kehadiran ajaran Sastrajendra melalui SLA diharapkan menjadi fondasi kokoh bagi masa depan Nusantara yang gemilang, beradab, serta mampu bersaing di tingkat dunia, dengan tetap berakar pada kearifan leluhur dan berkembang sesuai zaman. (Ervinna)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *