DetikSR.id Jakarta–Institut Agama Islam (IAI) Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta menggelar wisuda angkatan XXXIV yang bertepatan dengan Milad ke-47, Selasa (23/9/2025) di Gelanggang Remaja Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Sebanyak 109 wisudawan dan wisudawati dari program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Ahwal Syakhshiyyah (AS), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), serta Hukum Ekonomi Syariah resmi dikukuhkan.
Acara wisuda dihadiri oleh Sekretaris Kopertais Wilayah I, Dr. Abdul Muin, M.Pd., Rektor IAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah, Dr. TGH. Muslihan Habib, SS, MA, serta Ketua Yayasan Da’wah Syiarul Islam (YADAI), KH. Jamaluddin F. Hasyim, MH. IAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah berada di bawah naungan Yayasan Da’wah Syiarul Islam (YADAI).
Dalam sambutannya, Rektor Muslihan Habib menegaskan bahwa wisuda kali ini memiliki makna khusus karena ijazah yang diterima para sarjana sudah atas nama institut, bukan lagi sekolah tinggi sebagaimana sebelumnya.
“Patut kita bersyukur, seluruh mahasiswa yang dikukuhkan gelar kesarjanaannya hari ini telah mendapatkan label kesarjanaan institut. Ijazahnya bukan sekolah tinggi lagi, tetapi Institut Agama Islam Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah,” ujarnya.
Muslihan juga berpesan agar lulusan tidak berhenti pada capaian strata satu, melainkan terus melanjutkan ke strata dua bahkan strata tiga. Ia mencontohkan salah satu alumni, Prof. Munawar Kamaluddin, yang kini telah menjadi guru besar.
Sementara itu, Ketua YADAI KH. Jamaluddin F. Hasyim menekankan kebanggaan yayasan terhadap capaian para alumni, baik yang berkarier di pemerintahan maupun yang mengabdikan diri di masyarakat.
“Kami bangga dengan Anda semua. Ada alumni yang menjadi profesor, wakil bupati, pejabat daerah, pejabat negara, hingga anggota legislatif. Namun tidak kalah terhormatnya adalah alumni yang mengajar ngaji di kampung-kampung, karena dari merekalah lahir masyarakat yang kenal agamanya,” tuturnya.
Wisuda ini menjadi momentum penting bagi IAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah yang kini berstatus institut, sekaligus penegasan peran perguruan tinggi Islam dalam mencetak sarjana muslim yang siap mengembangkan ilmu pengetahuan dan berkontribusi bagi bangsa. (Ervinna)