Herlambang Sosok Guru Muda Dedikatif

Berita Daerah22 Dilihat

Oleh: Dr. Muslich Taman, Lc., Humas SMAN I Rumpin, Penulis Buku: Guru Sang Arsitek Masa Depan

DetikSR.id Bogor – Saya merasa bangga punya teman seperti dirinya. Penuh semangat, disiplin, dan berdedikasi tinggi. Di tengah hiruk-pikuk kesibukan dunia pendidikan yang kerap menuntut banyak hal, hadir sosok muda inspiratif yang layak menjadi teladan. Herlambang, seorang guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), memiliki daya juang luar biasa yang tak hanya dirasakan oleh para siswa, tetapi juga oleh rekan-rekannya, di SMAN I Rumpin Kab. Bogor.

Tinggal di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Herlambang menempuh jarak yang cukup jauh setiap harinya untuk tiba di sekolah. Namun, justru dialah yang selalu datang paling pagi dibandingkan guru-guru lainnya. Bagi Herlambang, jarak bukanlah alasan untuk terlambat atau lelah dalam mengemban amanah. “Untuk bisa datang pagi ke sekolah, tidak mesti rumahnya dekat. Dan itu saya buktikan,” ujarnya sambil tersenyum.

Kedatangan pagi Herlambang bukan hanya soal kedisiplinan, yang memang hal itu telah ditanamkan pada dirinya sejak kecil dari keluarga. Maklum, kakeknya adalah seorang Marinir. Namun lebih dari itu, ia melakukan sesuatu yang luar biasa: berdiri di pinggir jalan raya tepat di depan sekolahnya, menyambut dan membantu menyeberangkan para siswa yang hendak masuk ke gerbang sekolah.

Dengan lalu lintas padat yang dipenuhi kendaraan besar seperti truk tronton, tindakan Herlambang menjadi sangat berisiko, demi keselamatan anak-anak didiknya. Di tengah kekurangan tenaga kependidikan di sekolahnya, termasuk petugas keamanan, Herlambang dengan tulus mengambil peran itu tanpa keluhan. Semua itu, baginya adalah pengabdian.

“Ini tanggung jawab kita bersama sebagai pendidik. Keselamatan siswa di luar kelas untuk menuju ruang kelas adalah prioritas saya,” ungkap Herlambang, yang kini juga dipercaya sebagai Pembina OSIS dan Pembina Ekstrakurikuler Broadcasting di SMAN Rumpin. Dua peran tambahan yang tentu tak ringan, namun dilakoni Herlambang dengan penuh semangat dan dedikasi.

Sebagai guru PKn lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Herlambang tidak hanya mengajarkan teori kewarganegaraan di kelas, tetapi juga mempraktikkan nilai-nilai kepedulian, empati, dan tanggung jawab sosial dalam kehidupan nyata. Hal ini menjadikannya sebagai sosok teladan dan penuh simpatik di mata para siswanya.
Di balik kesibukannya sebagai guru ASN (Aparatur Sipil Negara), Herlambang juga masih menyempatkan diri membantu pekerjaan sang ayah yang berprofesi sebagai pemborong proyek perumahan di sekitar tempat tinggalnya. Dan dari aktivitas inilah, ia bisa turut membantu teman-temannya yang membutuhkan jasa pengadaan material bangunan seperti pasir dan batu. Jembatan sosial yang ia bangun melalui kepercayaan dan kolaborasi ini menjadi cerminan dari semangat gotong royong yang ia tanamkan juga di kelas-kelas yang ia ajar sebagai guru PKn.

Sosok Herlambang yang humble dan selalu berpenampilan necis, membuat banyak orang yang mengenalnya merasa simpati dan kagum padanya. Dirinya punya hobi bermain musik, ketika SMA pernah menjadi juara lomba band di STIE Kesatuan yang diselenggarakan 3 Provinsi yaitu Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Karena itulah, dulu sebelum ia memilih program studi Pendidikan Kewarganegaraan yang kini mengantarkannya menjadi guru PKn, dia sempat ingin mengambil jurusan musik.

Namun, ternyata Tuhan berkendak lain, takdir-Nya sangat indah buat dirinya, kata Herlambang. Apa pun capaian yang ada saat ini, dirinya merasa sangat bersyukur dan bangga. Dirinya yakin, di balik semua itu, ada doa dan harapan besar dari orangtuanya —terutama sang ayah, katanya.

“Ayah saya sangat bangga saya menjadi guru, terlebih setelah saya resmi diangkat menjadi ASN. Itu memang cita-cita Ayah untuk anak laki-laki satu-satunya,” cerita Herlambang dengan mata berkaca-kaca. Menurut Herlambang, menjadi guru adalah cara terbaik baginya untuk membalas jerih payah kedua orangtuanya yang telah berjuang membesarkan dan mendidiknya, telah memberikan segala yang dia punya. Ia mengenang sebuah pesan yang terus membekas di hatinya. Ayah pernah berkata, “Dulu kita pernah menjadi tontonan, maka sekarang anak Ayah harus bisa menjadi tuntunan.” ujarnya, lirih penuh haru.

Pesan itu menjadi semangat hidup bagi Herlambang untuk terus melangkah dalam dunia Pendidikan saat ini. Mengajarkan ilmu dan mengabdi di jalan ilmu. Ia ingin, kelak anaknya pun melihat bahwa profesi guru bukan hanya pekerjaan, tetapi panggilan jiwa yang mulia.

Di usia mudanya, Herlambang telah menunjukkan bahwa dedikasi, tanggung jawab, dan cinta pada profesi adalah kombinasi yang mampu menghadirkan energi luar biasa untuk perubahan nyata di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Saat memulai tulisan ini, saya selaku humas dan sekaligus tim manajemen sekolah, sangat terdorong oleh niat bahwa kebaikan dan inspirasi harus disebarluaskan. Kami bersyukur dan bangga memiliki guru muda sepertinya. Sosok guru yang bukan hanya hadir untuk mengajar, tetapi juga untuk menjaga, membimbing, dan memberi teladan. Mengemban tugas melampau kewajibannya. Sering hadir paling pagi dan pulang paling petang. Trimakasih Pak Herlambang Arryfail Huda, S.Pd. semoga sukses dan berkah melimpah selalu. Amin.(Dayat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *