DetikSR.id Bogor, Ormas LMP melalui Iwan Tahapary salah satu pengurus kepala staf markas daerah Ormas Laskar Merah Putih menyampaikan klarifikasi terkait insiden yang terjadi di Pasar Parung, Kabupaten Bogor. Menurut Iwan Tahapary, kejadian sebenarnya berawal dari kegiatan bela negara yang diadakan oleh Ormas LMP pimpinan Arsyad Canu di Pusat Pendidikan Kemenhan di Rumpin, Parung, Bogor.(28/10/2025)
“Pada hari Rabu tgl 28 Oktober 2025, kami mengadakan kegiatan bela negara di Pusat Pendidikan Kemenhan di Rumpin, Parung, Bogor. Beberapa puluhan anggota kami dari Purwakarta yang hendak menghadiri kegiatan tersebut berhenti di sebuah parkiran Pasar Parung untuk menunggu anggota lainnya,” jelas Daeng Irfan
Namun, tiba-tiba sekelompok warga meminta pungutan liar sebesar Rp 20.000 kepada anggota Ormas LMP. “Merasa keberatan dengan permintaan tersebut, anggota kami pun adu mulut dengan sekelompok warga tersebut. Kemudian, warga tersebut lari ke dalam pasar dan meminta bantuan warga lainnya, sehingga terjadi salah paham dan percekcokan mulut hingga saling dorong,” tambah Daeng
Daeng Juga mengatakan menanggapi video yang viral terlihat dalam rekaman jelas Ara oknum preman pasar parung yang mengatasnamakan warga setempat ini sering menyetop mobil yang melintas dan tidak memakai atribut parkir serta tanda pengenal alias parkir liar.
Daeng Irfan selanjutnya mengatakan kedepannya semoga tidak ada lagi hal seperti ini dan petugas kepolisian setempat harus tegas menindak para oknum preman yang sering diduga markir dengan memaksa pengguna jalan agar memberikan uang sebesar 10 sampai 20 ribu ini sangat meresahkan sekali.
Salah satu Panglima Mada banten Iwan Tahapary juga menjelaskan bahwa ada pungutan liar yang terjadi di depan Pasar Parung menuju tempat pelatihan Bela Negara di Desa Rumpin, Bogor. “Ada sejumlah preman yang mengaku orang wilayah meminta pembayaran jika ingin lewat. Ini adalah tindakan yang tidak benar dan kami berharap pihak berwajib dapat menindaklanjuti hal ini,” kata Iwan Tahapary sebagai panglima mada banten
Dalam kesempatan ini, Iwan Tahapary meminta kepada kepolisian Polsek dan Polres Parung Bogor untuk segera menertibkan para preman yang meresahkan masyarakat dengan meminta pungutan liar. “Kami juga meminta Kapolda Jawa Barat untuk menindak tegas atas peristiwa yang terjadi di Pasar Parung Bogor. Tindakan premanisme tidak boleh dibiarkan dan harus ditindaklanjuti secara hukum,” tegas Iwan Tahapary.
Ormas LMP berharap klarifikasi ini dapat membantu menjelaskan duduk perkara sebenarnya dan meminta maaf jika ada kesalahan dari pihak anggota. “Kami berharap kejadian ini tidak menimbulkan kesalahpahaman dan kami siap bekerja sama dengan pihak berwajib untuk menyelesaikan masalah ini,” tutup Iwan Tahapary.(*/Red)

 
																				




