DetikSR.id JAKARTA – Aliansi Jakarta Utara Menggugat, mendesak Gubernur DKI dan Wakilnya Pramono Anung dan Rano Karno untuk mundur dari tampuk kekuasaannya sebagai pejabat publik. Pasalnya, A-JUM menilai pasangam Gubernur dan Wakil Gubernur DKI ini hanya bisa omon-omon tanpa bisa merealisasikan janji-janji politiknya. Anung MHD selaku Ketua Aliansi Jakarta Utara mengguguat bahkan menyatakan Pram dan Doel tidak becus kerja.
Hal itu diungkapkan Anung MHD di markas besar A-JUM di bilangan Plumpang Semper Jakarta Utara pada minggu (07/09/2025).
Pernyataan keras Aliansi Jakarta Utara Menggugat ini merupak refleksi atas peringatan 1 tahun tragedi kecelakaan yg melibatkan Truck Tangki BBM Pertamina menggilas warga dan membunuh 11 orang, 1 tahun silam.
“Ini bencana urban. Gubernur harusnya peka, soal isuee kecelakaan yang menyebabkan ratusan bahkan ribuan nyawa manusia meninggal jadi korban sia-sia sepanjang tahun akibat terlindas truck kontainer. Ini semacam kekerasan dan pembunuhan Negara terhadap warganya yang dilakukan secara sistematis. Karena ini melibatkan regulasi dan kewenangan pemerintah secara umum, khususnya pemprov DKI Jakarta, yang abai bahkan gagal dalam melindungi warganya, memberikan rasa aman dan menjamin kelangsungan hidup. Dimana semua janji tanggung jawab dan kewajiban Pemprov DKI, semua omong kosong,” sungut Anung berapi-api.
Selain sebagai Kordinatoor Aliansi Jakarta Utara Menggugat, Anung MHD juga menjabat selaku Ketua Umum Komite Masyarakat Pengawas Kota Pelabuhan (kompaskopel), ia meminta kepada seluruh pemerintah, termasuk DPR RI dan Presiden untuk serius menegur Gubernur DKI dan jajarannya. Atas pengabaian keselamatan nyawa warga Jakarta Utara dari Teror kematian bernama kontainer ini.
Anung juga meminta kepada Presiden melalui jajarannya agar memberi peringatan keras kepada Badan Usaha Pelabuhan, salah satunya Pelindo untuk serius melakukan upaya dalam menangani bencana nasional ini.
“Jangan kebanyakan drama lah. Jangan salahkan kami masyarakat tidak percaya atas kinerja kalian.
Kalo gak bisa kerja mundur saja.,” ketusnya skeptis.
Ungkapan kekecewaan ini menurutnya tidak serta-merta terjadi begitu saja. Banyak janji-janji yang dilontarkan oleh Pemerintah, khususnya Pemprov DKI yang dimaksudkan hanya sebagai obat penenang, tanpa adanya tindakan kongkret, kerja nyata dan realisasinya dilapangan.
Termasuk usulan terminal khusus truck cargo yang terintegrasi dengan pelabuhan dan regulator lainnya agar traffic kendaraan mudah termonitor, sehingga bisa meminimalisir kematian warga masyarakat, harus segera di realisasikan. (Ervinna)