DetikSR.id Tangerang Minggu. 14/12/2025 – Mono ( 49 ) tahun putra asli kelahiran Lamongan Jawa Timur memiliki seorang istri dan dua orang putra kini tinggal bersama nenek nya dikampung halaman.
Berbekal tekad bulat untuk merubah nasib kehidupan beralih buka usaha kuliner ayam penyet sambal ijo soto ayam Lamongan mulai merintis dari bawah dengan modal uang tabungan nya.
Jalan Irigasi Cipondoh Tangerang kota tempat usaha kuliner ayam penyet sambal ijo dan soto ayam Lamongan. Mono berawal merintis 1 (satu ) lapak berselang waktu kini sudah berjalan 4 ( empat ) lapak dari 7 ( tujuh ) lapak.
menu yang disajikan selain ayam penyet sambal ijo, soto ayam Lamongan ada nasi uduk , usus, kulit, ati ampela, tahu , tempe pecel lele , dan lalapan sebagai pelengkap menu minuman yang siap disajikan, selain es teh manis, teh manis panas, ada juga es jeruk, jeruk panas.
Ayam penyet sambal ijo soto ayam Lamongan milik mono sudah dikenal di masyarakat luas.tak heran bila
malam Sabtu dan malam Senin ramai para pembeli atau pelanggan berdatangan ada yang dari jakarta bahkan ada juga dari Tangerang Selatan singgah mampir menyantap hidangan yang di pesan juga melayani pesanan melalui gofood.
Salah satu pelanggan dari Jakarta yang tidak mau ditulis nama nya ketika diwancarai awak media mengatakan.
” Makan pecel ayam penyet sambal ijo disini sangat berbeda dengan tempat lain, rasa nya cocok dengan lidah saya apa lagi sambal ijo nya wow mantap. Pokok nya nikmat gak rugi dech makan disini pelayan nya ramah cepat saji harga nya pun sangat terjangkau” tuturnya.

Ditempat yang sama mono selaku pemilik pecel ayam penyet sambal ijo soto ayam Lamongan saat di temui oleh wartawan mengutarakan.
” Begini mas kisahnya
berawal saya buka di pasar induk tanah tinggi pada tahun 2002 kurang lebih 15 tahun artinya 13 tahun menjalankan usaha ini, tetapi makin lama makin dari awal awalnya meningkat rame terus, namun lama- kelamaan kok makin terus sepi karena banyak perubahan pasar induk saat itu. Kalau begini terus bagaimana bisa berkembang. Kemudian aku buka cabang di daerah pasar cipon Cipondoh.
Alhamdulillah rame, mindset aku ingin mengembangkan usaha buka beberapa cabang alhamdulillah nya tercapai sampai sempat punya
7 ( tujuh ) cabang 7 ( tujuh ) tempat, karena nyari pelayan agak sulit ngontrolnya pun aku agak kerepotan jadi aku tutup sementara 3 (tiga) lapak, sekarang saat ini tinggal 4
( Empat ) yang masih berjalan dari 7
( tujuh ) lapak, mudah mudahan bila sudah maju insyaallah aku buka lagi 3 ( tiga ) lapak aku optimis mas” Pungkasnya semangat.
Diakhir wancara mono memaparkan kisah pilu perjalanannya.
” Tahun 1993 dari kampung halaman saya merantau ke Tangerang Kota tempat di Kreo batas
waktu itu aku dagang buah rujak keliling sambil dorong-dorong gerobak dengan keuntungan Rp.4000 – Rp.4.500 waktu itu pertama kali nya aku kerja ikut boss setoran gitu, Tahun 2018 saya putar otak berpikir kalau terus terusan dagang rujak buah enggak bisa maju-maju.
Kemudian saya beranikan diri banting haluan ingin merubah nasib kayak teman-teman saya pada dagang pecel lele lamongan. Kemudian mencoba dan berusaha sambil berdoa ihktiar meski modal awal seadanya, berjalan nya waktu alhamdulillah doa saya terwujud keinginan aku tercapai hingga sekarang.
usaha lancar bisa membayar gaji 4
( Empat ) pelayan yang bekerja ditempat usaha saya” Tutur mono tersenyum.
Hasil pantauan awak wartawan
di lokasi lapak ayam penyet sambal ijo soto ayam Lamongan para pembeli rata rata kalangan menengah keatas. ( Red/Rik )






