DetikSR.id BATU | Festival Bantengan Nuswantara merupakan event tahunan yang digelar oleh Pemda Batu, tema event ke 17 kali ini bertajuk Nyawiji Kawulo Lestari Widodo, yang diikuti oleh 135 paguyuban baik lokal dan mancanegara dan dilaksanakan dipusat Kota Batu dengan start dari Stadion gelora brantas Bung Karno melewati jalan Gajah Mada hingga Jalan Panglima Sudirman, pada hari Minggu (3/72025).
Disepanjang rute setiap peserta menunjukan atraksinya dengan alat peraga yang menyerupai Banteng diiringi oleh alunan gendang serta pecutan cambuk yang menggelegar disetiap langkah kaki para pemain hingga sampai di depan panggung kehormatan dan berakhir di Rumah Dinas Wali Kota Batu.
Di garis finish, para peserta juga turut menampilkan semburan api dan tari-tarian. Beberapa pengunjung tampak kaget ketika banteng mulai mengamuk. Namun, itu disusul dengan sorak sorai dan tepuk tangan penonton diakhir atraksi kelompok bantengan.
Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu Onny Ardianto mengungkapkan, pertunjukan tersebut tak hanya diikuti oleh warga asli Kota Batu dan Malang Raya. Namun juga mengundang beberapa tamu Internasional untuk tergabung dalam pertunjukan tahunan itu.
“Totalnya ada 14 orang yang tersebar dari berbagai Negara, seperti Malaysia, Kolombia, India, Jepang, Chile dan Hongkong, “ungkapnya.
Onny menyebut, Bantengan Nuswantara Trance sudah rutin digelar sejak 2008 silam. Artinya sudah 17 tahun Kota Batu mampu merawat budaya tersebut. Bahkan peminatnya cukup berkembang pesat dari tahun ke tahun.
Tak pelak, jika kesenian tersebut telah dinobatkan sebagai warisan budaya tak terhingga. “Bahkan, seni Bantengan juga telah dikenalkan dalam Osaka World Expo 2025. Jelasnya.
Dia berharap dengan digelarnya event tahunan Bantengan akan semakin diminati, terlebih di tengah era modernisasi seperti saat ini tak memudarkan filosofi khas Kota Batu.
Nurochman selaku Wali Kota Batu mengatakan, pertunjukan seni tersebut dapat menjadi sarana silaturahmi para pelaku Bantengan Nuswantara di Jawa Timur. Namun kegiatan ini juga sebagai hiburan kelestarian seni budaya untuk masyarakat dan wisatawan.
“Terbukti acara Bantengan Nuswantara ini selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya. “Ucap Nurochman semangat.
Cak Nur panggilan Wali Kota Batu juga mengaku kagum dengan pertunjukan Bantengan tahun ini yang berjalan cukup tertib. Itu berkat kekompakan, kolaborasi, dan komitmen yang tinggi guna memajukan kebudayaan Kota Batu.
“Semoga ke depannya, Bantengan Nuswantara Trance terus menjadi ikon Kota Batu sebagai junjungan kota wisata dan budaya,” ujarnya.
Terpisah, Tri Wulansari selaku pengurus DPP Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia mengungkapkan pentingnya menjaga serta melestarikan kebudayaan sebagai bentuk pemersatu Bangsa.
“Saya pribadi sangat bangga dengan apa yang dilakukan oleh Pemda Batu, yakni mempertahankan apa yang telah menjadi tatanan kebudayaan demi terciptanya kearifan lokal. “Paparnya.
Wulan juga mengapresiasi atas gelaran itu. Terbukti festival Bantengan Nuswantara bukan hanya diikuti oleh peserta lokal, akan tetapi juga diminati para peserta dari Mancanegara, hal itu kata dia masyarakat memiliki semangat tinggi dengan menunjukkan bahwa kebudayaan lokal Indonesia tidak kalah hebatnya dengan Negara lain.
“Semoga dengan tetap dipertahankannya festival ini sebagai event tahunan akan lebih memperluas minat masyarakat Indonesia untuk mencintai budayanya sendiri, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat mempertahankan kebudayaannya. “Pungkasnya.(*/Red/fwji)