DLH Garut Dorong Masyarakat Atasi Sampah dari Rumah Sendiri

Berita Daerah12 Dilihat

DetikSR.id GARUT Rabu.5/11/2025 – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut mengajak masyarakat untuk menyelesaikan persoalan sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga. Ajakan ini disampaikan Kepala DLH Garut, Jujun Juansyah Nurhakim, dalam lokakarya bertajuk “Bersama Anak & Kaum Muda: Menanggulangi Sampah Menuju Garut Bersih dan Berkelanjutan” yang digelar Nexus3 Foundation di Ballroom Fave Hotel Garut, Senin (3/11/2025).

Jujun menekankan pentingnya kolaborasi lintas pemangku kepentingan, termasuk lembaga pendidikan seperti Pesantren Welas Asih, untuk mewujudkan Garut yang bersih dan berkelanjutan. Ia berharap forum ini menghasilkan rekomendasi konkret bagi dinas dan pembuat kebijakan.

> “Harapannya dari kegiatan ini keluar rekomendasi-rekomendasi yang harus dilakukan oleh dinas terkait atau pemangku kebijakan dalam rangka Garut bersih dari sampah dan berkelanjutan,” ujar Jujun.

DLH Garut berkomitmen memperluas sosialisasi ke sekolah-sekolah lain agar konsep zero waste dapat diterapkan di berbagai lingkungan. Menurut Jujun, penyelesaian sampah harus dilakukan di tempat dan pada hari yang sama.

> “Artinya dengan konsep sampah hari ini selesai hari ini dan di tempat ini,” tegasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan. Pengolahan sampah organik menjadi kompos, pemilahan non-organik, serta pengelolaan residu melalui TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) di tingkat desa menjadi langkah yang dianjurkan.

> “Semua sampah dari organik dan non-organik dipilah di rumahnya atau TPS3R, termasuk residu juga akan selesai di situ,” tambahnya.

Program ini mendapat dukungan dari Kementerian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman serta Terre des Hommes Jerman. Yune Eribowo, CHIME Program Manager Nexus3 Foundation, menyampaikan bahwa anak-anak dan kaum muda memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan.

> “Isu persampahan ini bisa menjadi perhatian semua pihak, tidak hanya pemerintah. Anak-anak sebagai generasi muda harus tahu bagaimana berperilaku terhadap lingkungan sekitar,” kata Yune.

Ia menekankan pentingnya membiasakan anak-anak bertanggung jawab sejak dini, terutama dalam memilah sampah, agar mereka tumbuh menjadi agen perubahan.

> “Kalau mereka melakukan aksinya dari diri mereka sendiri sejak dini, itu akan berdampak lebih baik,” ujarnya.

Salah satu peserta, Faiz Muhammad Syaiba Amin dari SMA Welas Asih, mengaku lokakarya ini membangkitkan kesadaran akan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam mengatasi persoalan lingkungan.

> “Permasalahan lingkungan tidak bisa diselesaikan oleh perseorangan, melainkan harus melibatkan stakeholder—pemerintah, warga, dan keluarga,” kata Faiz.

Ia berharap pemerintah tidak hanya memberi edukasi, tetapi juga hadir di lapangan sebagai teladan. Faiz mengajak rekan-rekannya untuk memulai dari tindakan kecil.

> “Mulai dari memungut satu sampah setiap keluar dari kelas, karena hal besar dimulai dari hal kecil,” ujarnya.
( Rls / / Red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *