748 Views
DetikSR.id Jakarta,- Suara emak-emak menjadi kekuatan yang berusaha diperebutkan dalam Pemilu.Emak-emak menjadi influencer untuk meraih hati para pemilih. Harus diakui, faktor emosional kadang mampu mempengaruhi dan mengubah pilihan rasional pemilih. Selama ini sosok “emak” dianggap sebagai figur yang bisa dipercaya karena memiliki nilai kejujuran sehingga apa yang disampaikannya menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan, bahkan wajib diikuti oleh keluarga –suami, anak, cucu, kerabat, serta orang lain yang mencintai dan menghormati emak.
Gus Syaifuddin menerima Emak Ana bagian dari merubah emak-emak seharusnya tidak lagi dijadikan objek politik. Harusnya emak-emak menjadi subjek dari politik itu sendiri. Lantas, mampukah emak-emak lepas dari anggapan selama ini, yaitu sebagai komoditas politik semata.saat di jumpai di Kramat Lontar,Jakarta Pusat.Selasa (14/11/2023) Malam.
Bersama Tim Emak Ana menyebutnya Tim Khusus 18 Gus Syaifuddin Sosialisasi dengan Hati,Sebagai ibu rumah tangga, perempuan diyakini mampu menjadi agen perubahan suara pemilih.
“Silahturahmi emak adalah dukungan tanpa syarat,menilai emak-emak punya kekuatan tersendiri.”ujar Emak Ana
Gus Syaifuddin memandang Kelompok ibu rumah tangga tidak lagi dapat dipandang sebelah mata sebagai kaum yang hanya berurusan dengan persoalan-persoalan ekonomi dan sosial rumah tangga.
Kelompok ibu rumah tangga dalam barisan Timsus 18 Gus Syaifuddin bertransformasi menjadi kaum emak-emak yang tampil sebagai subyek politik militan.
“Janganlah kemudian gerakan emak-emak hanya dijadikan komoditas politik”kata Gus Syaifuddin.