Gus Syaifuddin: Suswono Merendahkan Nabi yang Dianggap Pengangguran

Berita113 Dilihat

DetikSR.id Jakarta – Gus Syaifuddin, Ketua PCNU Jakarta Pusat, mengungkapkan keprihatinannya terhadap penggunaan kisah Nabi Muhammad SAW dalam kampanye calon gubernur Suswono. Dalam orasi yang disampaikan, Suswono mengaitkan kisah Siti Khadijah, seorang pengusaha kaya yang menikahi Nabi Muhammad yang masih berusia 25 tahun, untuk menggambarkan program Kartu Anak Yatim.

“Setuju ya? Coba ingat Khadijah nggak? Tau Khadijah kan? Dia kan konglomerat. Nikahi siapa? Ya Nabi waktu itu belum jadi Nabi,” ungkap Suswono di acara deklarasi dukungan Bang Japar pada Sabtu (26/10) di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan.

Pernyataan tersebut menuai reaksi serius di kalangan masyarakat, terutama di media sosial NU Jakarta Pusat. Gus Syaifuddin menegaskan bahwa penggunaan figur Nabi Muhammad dalam konteks pengangguran sebagai bahan candaan adalah hal yang tidak layak. Ia menekankan pentingnya menghormati kisah-kisah suci dalam agama dan tidak menjadikannya sebagai alat kampanye politik.

Lebih lanjut, Gus Syaifuddin menyoroti bahwa Siti Khadijah adalah sosok yang dihormati sebagai pengusaha sukses yang bersanding dengan Rasulullah SAW, yang merupakan teladan bagi umat Islam. “Kita harus menjaga kesucian dan kehormatan sumber-sumber agama dalam setiap diskusi. Mengaitkannya dengan konteks politik bisa menimbulkan salah paham dan penghinaan,” tegas Gus Syaifuddin.saat dihubungi awak media.Minggu (27/10/2024).

Ditambahkan bahwa yg dibuat contoh tidak sesuai dengan kenyataan. Karena Nabi Muhammad pada waktu usia tersebut adalah pengusaha sukses. Karena maskawin 20 unta. kalau dikurs rupiah sekitar 17 milyar.

Pernyataan ini menjadi pengingat pentingnya etika dalam berpolitik, terutama ketika menyangkut nilai-nilai agama yang diyakini oleh banyak orang. Gus Syaifuddin berharap agar para calon pemimpin lebih bijak dalam menyampaikan pesan kampanye mereka, tanpa melibatkan unsur-unsur yang bisa dianggap sensitif.

Pernyataan Suswono dinilai tidak pantas Dan tidak beretika bahkan cendrung merendahkan status Nabi yang dianggap sebagai pengangguran. Perlu minta maaf kepada ummat Islam Jakarta.

Gus Syaifuddin hanya menghimbau dalam konteks pilkada hendaklah gagasan dan ide untuk Jakarta lebih baik yang ditonjolkan.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *