Ijazah Jokowi Asli Apa Palsu ? Atau Asli Tapi Palsu

Berita15 Dilihat

Oleh YUS DHARMAN,SH.,MM.,M.Kn ADVOKAT/KETUA DEWAS FAPRI ( Forum Advokat & Pengacara Republik Indonesia)

DetikSR.id Jakarta, 10 juli 2025 – Di medsos, Konten tentang perdebatan apakah ijazah Joko Widodo asli atau palsu tidak kunjung reda, di bicarakan terus menerus di banyak podcast, sangat membosankan, yang dibahas itu-itu saja, tentang ijazah jokowi asli, palsu, asli, palsu, asli, palsu, sampai artikel ini ditulis, yang bilang ijazah jokowi asli namun tidak pernah melihat asli nya, lebih-lebih yang bilang palsu pasti tidak pernah lihat asli nya juga, bersahut sahutan seperti kicauan burung di pasar burung, sampai kapan kegaduhan ini akan di gaungkan ? Kaya tidak ada topik lain yang bisa dibahas.

Harusnya sahut-sahutan seperti yang saya sebutkan diatas tidakk perlu terjadi,  jika kita meneliti rekam jejak calon pemimpin sebelum di usung, yaitu ; jujur, bertanggung jawab, informatif, dan cerdas.

Bukan asal-asalan yang penting berani bayar. Ini akibat jabatan yang di perjual belikan,

jika kita mencoba memahami alur berpikir dan prilaku para politisi yang rela bayar untuk merebut kekuasaan, harus nya kita semua  paham, mereka yang bayar pasti menggunakan strategi dua wajah (twofaces), alias munafik untuk pencitraan.

Tidak ada maksud membela pak Jokowi karena saya bukan kuasa hukum nya.

Kalimat Sudah tapi belum yang keluar dari mulut beliau saat masih menjadi Presiden, menjawab pertanyaan wartawan, saat ditanya tentang progress pembangunan IKN. adalah jawaban jujur, polos dan berani bahwa beliau sedang memainkan politik dua muka (two faces)

Bahwa kita harus jujur mengakui, Jokowi adalah produk Pemimpin yang memiliki kesamaan karakteristik dengan masyarakat pemilihnya. agar tidak terulang, untuk selanjutnya, apabila kita ingin menciptakan pemimpin yang berkwalitas dan berintegritas, sebaiknya mulai hari ini kita semua masyarakat Indonesia menjunjung tinggi kejujuran, integritas, loyalitss, kerja keras, dst. tinggalkan money politic.

Biarkanlah frasa sudah tapi belum atau asli tapi palsu berlalu menjadi catatan sejarah bangsa ini, pelajaran berharga bagi kita semua, agar kedepan nya partai politik tidak sembarangan mengusung bakal calon pemimpin.

Jauh-jauh hari Plato pernah mengatakan bahwa etika adalah moral yang didasarkan pada pengetahuan, yang dicapai dan dimiliki manusia oleh akal budi yang disebut etika rasional, jadi jangan harap orang yang merebut kekuasaan dengan cara curang dapat berlaku jujur dan adil ketika jadi pemimpin.

Perlu di Ingat, setiap kebohongan yang di viralkan secara terus menerus akan dianggap benar untuk sementara, namun jika kita membiarkan, maka akan tercipta kehancuran meskipun lidah dengan ringan tidak mengakui nya namun jejak digital tidak bisa dihapus.

Maka dari itu, mari kita saling mengingatkan, untuk memperbaiki, dan saling menjadi teladan dalam berkata dan bersikap jujur. Karena kejujuran bukan kelemahan, melainkan keberanian terbesar untuk menjaga nurani tetap hidup.

Jangan sampai kebenaran dianggap ancaman dan kebohongan menjadi alat bertahan hidup. (*/Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *