Kunjungan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad ke kediaman keluarga Bung Hatta Dapat Apresiasi

Berita22 Dilihat

DetikSR.id Jakarta – Kunjungan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad ke kediaman keluarga Bung Hatta beberapa waktu lalu mendapat perhatian khusus dari Koperasi Barisan Alumni Tamansiswa Nusantara (Barata). Terutama karena pertemuan tersebut, menyampaikan penghormatan terhadap pemikiran-pemikiran ekonomi kerakyatan sang Proklamator, Mohammad Hatta, yang juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Dalam kunjungan tersebut, Dasco diterima oleh Meutia Farida Hatta, putri Bung Hatta, yang merupakan istri dari Prof. Dr. Sri Edi Swasono Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Perguruan Tamansiswa.

Pertemuan ini juga menegaskan pentingnya melanjutkan warisan pemikiran Bung Hatta, terutama dalam konteks membangun ekonomi nasional, yang berdasar pada koperasi sebagai pilar utama.

Barisan Alumni Tamansiswa Nusantara, melalui Ketua-nya Indria Febriansyah, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap keseriusan pemerintah, dalam mengimplementasikan amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal tersebut menekankan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama, berdasar atas asas kekeluargaan, yang secara substansial mencerminkan semangat koperasi.

“Sudah saatnya Tamansiswa mengimplementasikan ajaran Ki Hadjar Dewantara dalam bidang ekonomi melalui koperasi sebagai instrumen utama ekonomi kerakyatan. Koperasi Desa Merah Putih adalah wujud nyata semangat itu, dan kami optimis seluruh alumni Tamansiswa akan turut mendukung,” ujar Indria Febriansyah, Jumat (18/7/2025) di Jakarta.

Proyek Strategis Nasional. Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih merupakan inisiatif strategis dari Pemerintahan Presiden Prabowo, Barisan Alumni Tamansiswa Nusantara sangat mendukung karena bertujuan mewujudkan kemandirian ekonomi desa berbasis gotong royong dan nilai-nilai luhur kebudayaan nasional.

Menurut Indria Koperasi Desa Merah Putih paling tidak harus memulai Program-program meliputi:

1. Lumbung Pangan Rakyat (LPR)

LPR bertujuan menciptakan ketahanan pangan desa dengan membangun sistem distribusi dan logistik yang dikelola koperasi. Produk-produk petani lokal akan dibeli langsung oleh koperasi, disimpan dalam gudang milik bersama, dan didistribusikan ke anggota koperasi serta masyarakat dengan harga yang adil.

2. Rumah Produksi Bersama (RPB)

Program ini mendorong industrialisasi skala kecil di desa-desa. Koperasi membangun fasilitas produksi untuk pengolahan hasil tani, hasil hutan, kerajinan, dan makanan lokal. Produk diberi label koperasi dan dipasarkan melalui ekosistem digital yang juga dikembangkan oleh koperasi.

3. Tabungan dan Kredit Usaha Rakyat Mandiri (TAKURMA)

TAKURMA adalah skema keuangan mikro berbasis anggota, yang menyediakan akses permodalan dengan bunga rendah untuk usaha tani, peternakan, perikanan, serta UMKM desa. Dana bergulir ini dikelola secara transparan dan berbasis musyawarah.

4. Sekolah Koperasi Rakyat (SKR)

SKR adalah program pendidikan alternatif yang bertujuan mendidik generasi muda dan warga desa agar memahami prinsip-prinsip koperasi, literasi keuangan, dan manajemen usaha. Modul bisa disusun berbasis ajaran Ki Hadjar Dewantara dan Bung Hatta.

5. Digitalisasi Koperasi Desa

Koperasi Merah Putih mengembangkan aplikasi digital koperasi untuk pencatatan transaksi, pembukuan, marketplace produk desa, dan layanan informasi kepada anggota. Teknologi ini diharapkan mendorong transparansi dan memperkuat jaringan antar koperasi desa di seluruh Nusantara.

Barata memandang, bahwa kerja sama antara masyarakat dan pemerintah menjadi kunci dalam menghadirkan kesejahteraan yang merata. Model koperasi ini menjadi cermin dari cita-cita Bung Hatta bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah tujuan akhir, melainkan syarat agar rakyat dapat hidup bahagia dan sejahtera.

Dengan dukungan figur-figur seperti Meutia Hatta serta tokoh-tokoh Tamansiswa, harapan terhadap kebangkitan koperasi sebagai pilar utama ekonomi nasional kian menemukan momentumnya.

Koperasi Desa Merah Putih diharapkan menjadi katalisator bagi tumbuhnya ekonomi berbasis keadilan sosial di seluruh pelosok negeri. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *