DetikSR.id jakarta 28 Juni 2025 -Wungonan, sebuah tradisi sakral warisan leluhur dari masa Majapahit, kembali dihidupkan melalui kegiatan budaya di Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), bekerja sama dengan komunitas Tosan Aji (PPBPN).
Wungonan berasal dari kata “wungu” yang berarti menjelang fajar, merepresentasikan harapan akan hadirnya pencerahan dan ketenangan batin. Tradisi ini merupakan salah satu warisan budaya Jawa yang semakin jarang ditemukan di tengah kehidupan modern.
Kegiatan Wungonan akan diselenggarakan secara khidmat pada malam Jumat Wage, 10 Juli 2025, bertepatan dengan bulan purnama yang menggantung tinggi di atas ubun-ubun, hingga menyambut terbitnya fajar. Dalam suasana hening dan penuh perenungan, para peserta akan melantunkan Suluk Wungonan, tembang-tembang sakral khas tradisi Pendalangan Jawa yang sarat nilai spiritualitas. Salah satu tembang yang turut dilantunkan adalah Ilir-Ilir, tembang legendaris peninggalan Sunan Kalijaga yang sarat makna dakwah dan pencerahan jiwa.
Selain itu, prosesi _*Reresik Tosan Aji*_ atau penyucian benda pusaka juga menjadi bagian penting dari kegiatan ini, sebagai simbol kesiapan lahir dan batin dalam menyambut energi spiritual bulan purnama di bulan Suro.
Purwanto Budi Santosa selaku perwakilan Padepokan PSHT menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin tahunan. “Wungonan bukan hanya sekadar ritual budaya, tetapi juga sarana untuk memperkuat kembali akar spiritualitas Jawa, menguatkan jati diri, dan membangun kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya adiluhung,” ujarnya.
Melalui pelestarian Wungonan, generasi muda diharapkan tidak hanya mengenal, tetapi juga mencintai dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur budaya Jawa dalam kehidupan spiritual dan sosial sehari-hari. (Ervinna)