Pemutaran Perdana Dokumenter “Dia Hilang di Antara Kabut” Digelar di SMA 68

Berita10 Dilihat

DetikSR.id Jakarta Senin.17/11/2025 SMA Negeri 68 Jakarta menggelar pemutaran perdana film dokumenter “Dia Hilang di Antara Kabut” pada Minggu (16/11/25). Dokumenter ini menelusuri kembali tragedi hilangnya Yudha Sentika, pelajar SMA 68 yang hilang di Gunung Kerinci pada 1990, sekaligus merekam upaya terbaru tim ekspedisi dalam merevitalisasi tugu peringatan yang dibangun untuk mengenangnya.

Film tersebut menyajikan rekonstruksi perjalanan pendakian, wawancara dengan saksi, anggota ekspedisi, dan keluarga Yudha. Narasi visual yang berkabut membawa penonton menyelami detik-detik terakhir sebelum Yudha menghilang ketika kabut tebal tiba-tiba turun di puncak gunung. Dokumenter ini juga memperlihatkan perjuangan panjang tim pencarian yang bekerja tanpa henti meskipun tak pernah menemukan jejak Yudha. Lebih dari tiga dekade berlalu, misteri itu tetap menggantung dan menjadi salah satu peristiwa pendakian paling membekas di Indonesia.

Pemutaran perdana turut dihadiri pendiri ELPALA, Dar Edi Yoga dan Eka Bama Putra, alumni SMA 68 angkatan 87: Rosma, Iqbal, Hery Latu, siswa pecinta alam dari berbagai sekolah di Jakarta, anggota ELPALA, serta keluarga Yudha Sentika yang diwakili Ayu. Acara ini menjadi ruang refleksi dan penghormatan bagi seluruh komunitas pecinta alam.
Dalam sambutannya, Dar Edi Yoga menegaskan, film ini memegang nilai sejarah penting bagi ELPALA. “Yudha adalah bagian dari perjalanan panjang kami. Melalui film ini, kita bukan hanya mengenang, tetapi mewariskan semangatnya kepada generasi berikutnya.

Kisah ini mengajarkan bahwa setiap langkah di alam membawa pelajaran tentang keteguhan, kewaspadaan, dan kebersamaan,” ujarnya.

Salah satu anggota ELPALA yang hadir menonton, Tiffany Sheena, mengaku terharu dengan kedalaman cerita yang ditampilkan. “Film ini membuat kami merasa seolah ikut kembali ke Kerinci. Ada rasa kehilangan, tetapi juga kebanggaan. Nilai keberanian dan kebersamaan yang ditinggalkan Yudha sangat terasa,” tuturnya.

Ketua ELPALA, Dafa Maheswara, berharap dokumenter tersebut menjadi momentum memperkuat solidaritas generasi muda. Ia menegaskan bahwa revitalisasi Tugu Yudha Sentika bukan hanya merawat monumen, tetapi juga merawat memori dan pesan penting tentang keselamatan serta rasa hormat terhadap alam.
“Dia Hilang di Antara Kabut” berdiri bukan sekadar sebagai dokumentasi sejarah, tetapi sebagai ajakan untuk mengenang, memahami, dan menghargai kisah seorang remaja yang namanya tetap hidup di antara kabut Gunung Kerinci. ( Rls // Red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *