Oleh Kevin Wu Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI Jakarta
Alumni STIE IBII (Kwik Kian Gie School of Business), Angkatan 1999
DetikSR.id Jakarta – Bangsa Indonesia hari ini kehilangan seorang tokoh panutan. Bapak Kwik Kian Gie, ekonom kenamaan, pendiri STIE IBII (sekarang Kwik Kian Gie School of Business), dan tokoh reformasi yang disegani, wafat pada tanggal 29 Juli 2025 dalam usia 90 tahun. Kepergian beliau bukan hanya menyisakan duka, tetapi juga meninggalkan jejak pemikiran dan keteladanan yang sangat berharga bagi bangsa ini.
Saya pribadi mengenang beliau bukan hanya sebagai seorang tokoh bangsa, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dalam perjalanan hidup saya. Saya memilih kuliah di STIE IBII pada tahun 1999 karena kekaguman saya terhadap integritas dan keberanian beliau. Sebagai seorang mahasiswa saat itu, saya menyadari bahwa kampus yang beliau dirikan tidak hanya berfokus kepada pembentukan kompetensi akademik di bidang ekonomi dan bisnis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral, kejujuran, dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar.
Bapak Kwik Kian Gie dikenal luas sebagai sosok ekonom yang berpihak kepada rakyat, bahkan ketika keberpihakan itu tidak sejalan dengan arus kekuasaan pada masanya. Pada masa Orde Baru, beliau berani bersuara kritis terhadap kebijakan ekonomi yang sarat dengan kepentingan oligarki. Pada masa reformasi, beliau dipercaya menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas dalam Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid, serta sempat menjadi Menteri Koordinator Perekonomian pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Namun, lebih dari jabatan yang pernah beliau emban, yang paling membekas adalah komitmen moral dan keberanian intelektual beliau. Beliau tidak ragu untuk meninggalkan jabatan jika merasa nilai-nilai yang ia pegang tidak lagi sejalan dengan arah kebijakan pemerintah. Ia adalah figur langka di tengah dunia politik dan birokrasi yang kerap abai kepada suara hati nurani.
Sebagai alumni kampus yang beliau dirikan dan kini mengemban amanah sebagai wakil rakyat, saya merasa memiliki tanggung jawab moral untuk meneruskan nilai-nilai luhur yang beliau wariskan, berupa kejujuran, integritas, keberanian, dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat banyak.
Warisan Pak Kwik bukan hanya terletak dalam institusi pendidikan yang beliau bangun atau kebijakan ekonomi yang beliau susun, tetapi pada nilai-nilai yang ia pegang teguh seumur hidupnya. Nilai-nilai itulah yang perlu terus dihidupkan dan diwariskan kepada generasi muda Indonesia.
Semoga semangat perjuangan beliau tetap menyala dalam setiap insan yang mencintai kebenaran dan keadilan, terutama generasi muda yang hendak menyongsong perjalanan bangsa menuju Indonesia Emas 2045 kelak. Selamat jalan Pak Kwik, guru bangsa kami. Terima kasih atas dedikasi dan keteladanan yang tak ternilai, doa kami menyertai.(*/Red)