DetikSR.id Jakarta, Kondisi trotoar di sepanjang Jalan Gunung Sahari, tepatnya di depan Delta, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, dikeluhkan warga. Pasalnya, tumpukan karung berisi lumpur hasil kurasan saluran air dibiarkan menumpuk di atas area pedestrian selama berhari-hari, mengganggu kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki yang melintas di kawasan tersebut.
Pantauan di lokasi pada Rabu (22/10/2025). Puluhan karung berisi lumpur tampak berserakan dan menumpuk di sepanjang trotoar. Beberapa di antaranya bahkan menutup sebagian jalur pejalan kaki, sehingga warga terpaksa turun ke badan jalan untuk melintas. Kondisi ini tentu sangat berisiko, terutama di jam-jam sibuk ketika arus lalu lintas di Jalan Gunung Sahari padat oleh kendaraan roda dua dan empat.
Seorang pejalan kaki yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekesalannya terhadap kondisi tersebut.
> “Membuat semrawut, padahal itu hak pejalan kaki. Trotoar seharusnya steril dari hasil kurasan lumpur. Selain mengganggu, juga tidak enak dipandang,” ujarnya dengan nada kesal.
Warga lainnya menambahkan, tumpukan karung lumpur itu sudah terlihat sejak beberapa hari terakhir dan belum juga diangkut oleh petugas.
> “Kalau cuma sehari dua hari mungkin masih bisa dimaklumi, tapi ini sudah lama dibiarkan. Kalau hujan datang, bisa berantakan lagi dan kotoran masuk ke jalan,” keluh seorang pedagang kaki lima yang berjualan tak jauh dari lokasi.
Menanggapi hal tersebut, Camat Pademangan angkat bicara dan menegaskan akan menindaklanjuti keluhan masyarakat. Ia meminta agar petugas lapangan dari instansi terkait segera membersihkan area trotoar dan tidak membiarkan material hasil pengerukan saluran air menumpuk sembarangan.
“Kalau itu beritakan saja, supaya ada efek jera. Mereka harus bekerja dengan benar, jangan sampai masyarakat yang dirugikan,” tegas Camat Pademangan saat dikonfirmasi.
Ia juga menekankan pentingnya disiplin dan tanggung jawab petugas dalam melaksanakan tugas di lapangan. Menurutnya, pekerjaan penanganan saluran air harus diselesaikan dengan baik, termasuk proses akhir berupa pembersihan lokasi kerja agar tidak mengganggu fasilitas umum.
“Pekerjaan di lapangan itu tidak hanya soal mengeruk saluran, tapi juga memastikan lingkungan kembali bersih dan rapi setelah kegiatan selesai. Kalau ada yang lalai, harus diberikan sanksi tegas supaya jadi pelajaran,” tambahnya.
Sementara itu, pihak Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara diharapkan segera menindaklanjuti instruksi camat untuk mengevakuasi karung lumpur tersebut. Warga berharap penanganan dilakukan secepatnya agar trotoar kembali steril dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Keberadaan tumpukan karung lumpur di jalur pejalan kaki selain menimbulkan kesan kumuh, juga berpotensi membahayakan masyarakat. Selain dapat menyebabkan pejalan kaki terpaksa berjalan di jalan raya, karung-karung yang dibiarkan terlalu lama berisiko sobek dan menimbulkan bau tak sedap, terutama saat cuaca panas atau hujan.
Dengan adanya perhatian dari pihak kecamatan, masyarakat berharap kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Penataan dan kebersihan fasilitas umum seperti trotoar menjadi hal penting yang harus dijaga bersama demi kenyamanan dan keselamatan warga Jakarta Utara.
Ervinna