BEM FMIPA UNSRI Soroti Peran Pemuda dalam Ketahanan Pangan Nasional

Berita Daerah11 Dilihat

DetikSR.id Ogan Ilir – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya (UNSRI) menggelar seminar kepemudaan, Sabtu (29/11/2025). Dimana bertema “Menggali Potensi Pemuda dalam Menjaga Ketahanan Pangan Nasional” di Kampus Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.

Sebagaimana rilis yang diterima media, Senin (1/12/2025), Panitia Acara menjelaskan, acara ini diikuti 150 mahasiswa. Selain itu juga menghadirkan tiga narasumber dari akademisi, praktisi, dan perwakilan pemuda.

Dosen Fakultas Pertanian UNSRI, Dr. Rizky Tirta Adhiguna, menyampaikan, bahwa ketahanan pangan Indonesia memerlukan perhatian serius, terutama dari generasi muda.

“Tantangan pangan saat ini tidak hanya soal produksi, tetapi juga manajemen, distribusi, dan kesiapan menghadapi krisis. Pemuda harus menjadi motor perubahan dengan membawa ide-ide baru,” ujarnya.

Rizky menekankan pentingnya inovasi dan pendekatan ilmiah dalam solusi pertanian.

“Ketahanan pangan tidak bisa lagi didekati dengan pola lama. Kita membutuhkan riset yang aplikatif, teknologi yang mudah diadopsi, dan keterlibatan pemuda sebagai penggerak lapangan,” tambahnya.

Ia juga menegaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci.

“Akademisi, pemerintah, petani, dan mahasiswa harus berjalan dalam satu visi untuk menciptakan sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan,” katanya.

Dari sisi praktisi, petani Ogan Ilir, Muhammad, mengkritisi distribusi bantuan pertanian yang dinilai belum tepat sasaran.

“Banyak bantuan pupuk dan bibit tidak sampai ke petani. Dua tahun terakhir kami kesulitan pupuk subsidi,” katanya.

Meski begitu ia mengapresiasi forum ini. “Ini kesempatan bagi kami untuk bersuara. Mahasiswa harus berdiri bersama petani, karena kami penyedia pangan,” ujarnya.

Menjawab hal tersebut, Ketua Forum Suara Mahasiswa Sumsel, M. Yoga Prasetyo, S.H., menyebut pemerintah melalui Pupuk Indonesia telah meningkatkan dukungan untuk petani.

“Alokasi pupuk nasional kini 9,5 juta ton naik dua kali lipat sehingga stok terjamin. Harga pupuk subsidi juga turun 20% menjadi lebih murah, dan 145 regulasi dipangkas jadi satu Perpres No. 6/2025 untuk mempermudah akses petani mendapatkan pupuk subsidi,” jelasnya.

Menurutnya, Yoga menyebut banyak masalah muncul akibat penyalahgunaan distribusi.

“Sering kali hambatan datang dari oknum dilapangan, bukan dari kebijakan pemerintahnya,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa mahasiswa dan pemuda perlu berperan aktif dalam pengawasan kebijakan.

“Pemuda harus hadir sebagai pengawal, memastikan bantuan pertanian benar-benar sampai ke petani yang berhak, agar petani kita sejahtera” katanya.

Seminar ditutup dengan deklarasi pemuda untuk mendukung ketahanan pangan nasional, sejalan dengan fokus strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *