Global Peace Convoy Indonesia Minta Pemerintah Kawal Relawan di Global Sumud Flotilla

Berita64 Dilihat

DetikSR.id Jakarta–Global Peace Convoy Indonesia (GPCI) menggelar konferensi pers di Hotel Balairung, Jakarta, Selasa (30/9) malam, untuk menyampaikan perkembangan terbaru perjuangan Global Sumud Flotilla (GSF) yang kini telah memasuki zona kuning, kawasan rawan di perairan dekat Gaza.

Dalam misi kemanusiaan ini terdapat tiga utusan asal Indonesia. Salah satunya adalah Husen Gaza, yang saat ini berada di atas kapal Summertime. Kapal tersebut berfungsi sebagai kapal pengamat yang mengikuti konvoi flotilla guna mendokumentasikan setiap pelanggaran hukum internasional terhadap GSF. Catatan ini nantinya akan menjadi bukti hukum dalam upaya advokasi internasional.

Husen menuturkan bahwa hingga Senin (29/9) ia bersama 21 relawan dari 10 negara lain berada di kapal Summertime yang sedang menyusul 42 armada GSF di garis zona kuning, sekitar 300 nautical miles dari Gaza. Menurutnya, apabila tidak ada kendala atau serangan dari pasukan Israel, kapal-kapal kemanusiaan tersebut diperkirakan akan tiba di Gaza dalam dua hingga tiga hari mendatang.

Sementara itu, dua WNI lainnya, Wanda Hamidah dan Muhammad Faturrahman, masih tertahan di Pelabuhan Partopalo, Italia, akibat kerusakan kapal.

Sejak keberangkatan, kontingen GSF menghadapi berbagai kesulitan. Armada flotilla tercatat telah tiga kali diserang drone, dua kali di perairan Tunisia dan sekali di perairan internasional dekat Yunani. Selain itu, terjadi bentuk sabotase sistematis berupa intimidasi terhadap kapten kapal sehingga banyak yang menolak melanjutkan pelayaran, serta ancaman keselamatan yang dikirim langsung kepada para nakhoda. Bahkan, serangan bom drone beracun sempat menyebabkan sejumlah relawan keracunan dan harus dievakuasi ke rumah sakit di Yunani. Kondisi ini memperlihatkan tingginya risiko yang dihadapi para relawan kemanusiaan internasional dalam usaha menembus blokade ilegal Israel.

Pembina GPCI Ustaz Bachtiar Nasir (UBN) menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia atas komitmennya mendukung perjuangan bangsa Palestina. Namun, ia juga menekankan pentingnya perhatian khusus pemerintah terhadap konvoi GSF.

“Kami memohon pemerintah Indonesia memperhatikan pergerakan konvoi ini karena ada warga negara kita di sana,” ujar UBN.

Dari atas kapal Summertime, Husen Gaza juga menyampaikan permintaan langsung kepada Presiden RI. “Kami mohon Pak Prabowo menyebut Global Sumud Flotilla di publik sehingga lebih banyak bangsa Indonesia mengetahui pergerakan ini,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, GPCI mengajak masyarakat luas ikut serta dalam aksi solidaritas melalui media sosial dengan menggaungkan perjuangan GSF menembus blokade ilegal Israel dan membuka koridor kemanusiaan. Menurut GPCI, suara publik sangat penting untuk menjaga perhatian dunia terhadap genosida Israel di Gaza.

Indonesia sendiri mengirimkan 30 utusan untuk mengikuti pelatihan di Tunisia sekaligus berpartisipasi membeli lima kapal. Namun, dari total 21 kapal GSF, hanya sepertiga yang dapat melanjutkan pelayaran sehingga hanya sekitar 100 relawan yang berhasil menuju jalur Gaza. Dalam semangat solidaritas, delegasi Indonesia merelakan kursi kapal mereka untuk dokter dan anggota parlemen Eropa guna memperkuat legitimasi dan posisi misi GSF di dunia internasional. Ervinna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *