876 Views
DetikSR.id Jakarta,- Seniman dan budayawan Butet Kartaredjasa tengah jadi sorotan publik lantaran puisi atau monolog yang dibacanya saat acara puncak Bulan Bung Karno di Stadion Gelora Bung Karno (SGBK) pada, Sabtu (24/6/2023) banjir pro kontra.
Sejumlah kalangan menilai puisi yang dibaca di hadapan massa PDIP serta Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarno Putri, dan sejumlah Ketum Partai Politik itu, jauh dari semangat persatuan dan kesatuan menjelang Pemilu 2024.
Pengamat Sosial Politik (Sospol) dari CNI, H.Heru Cipto Nugroho S.Sos atau Akang H.Heru CN S.Sos menilai, bahwa puisi yang dibaca Butet di harapan ribuan massa PDIP itu bisa membuat tensi pendukung para bakal calon presiden (bacapres) makin panas.
“Mestinya bukan semangat kebencian yang dikobarkan karena di acara itu juga hadir Presiden Jokowi. Apalagi menyindir (calon) presiden hobi menculik, itu arahnya ke Prabowo Subianto yang notabene Menteri Pertahanan pilihan Pak Jokowi. Ini namanya menepuk api di dulang,” kata Pengamat Sospol, Akang H.Heru CN.S.Sos ketika diwawancarai beberapa media di Kantornya Tebet Raya, Jakarta Selatan, Minggu (25/6/2023).
Atas kehebohan itu, Akang H.Heru CN.S.Sos pun berharap agar semua pihak bisa bijak menyikapi dan menahan diri. Menjelang pemilu mestinya bisa dimanfaatkan untuk saling adu Gagasan, Ide serta Solusi yang Mensejahterakan agar rakyat sebagai pemilik kedaulatan dapat menilai siapa yang pantas dipilih.
“Kalau narasi yang dibangun untuk membela calon atau kelompok yang didukung hanya dengan cara menghujat dan menghina, semua juga bisa melakukan. Tidak perlu sekolah tinggi,” tegasnya.
Berikut puisi yang dibaca Butet di acara PDIP yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarno Putri dan jajarannya, serta sejumlah Ketum parpol:
“Disini semangat meneruskan, disana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan.
Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya begitulah kalau otaknya pandir.
Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha, kok koar-koar mau dijegal.
Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik.
Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biarpun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan.”.*
Lebih lanjut Akang H.Heru CN.S.Sos selaku pengamat Sospol.
berharap Semua yang Terlibat dalam Pilpres baik Tim sukses, kader, simpatisan, pengurus partai politik (Parpol), pemodal dan sebagainya untuk fokus pada pemenangan dengan adu gagasan, Ide, solusi yang fakta Nyata ada bukti serta transparan, bukan hanya pencitraan dan bagi-bagi kebutuhan pokok serta janji manis lainnya.
“Ayolah kita saling membuktikan para jagoan pilihannya punya Ide gagasan, solusi serta bisa menyatukan dan mensejahterakan rakyat di seluruh Indonesia, jangan hanya saling nyinyir, saling menghina apalagi buat hasutan hanya untuk pencitraan semata,”pungkasnya.(/Ja/san)