Ketua RW 04 Pademangan Timur Tegaskan: Itu Bukan Tempat Jualan, Melainkan Lahan Tanaman Produktif untuk Penilaian Proklim

Berita38 Dilihat

DetikSR.id Jakarta, 2 Juni 2025 – Ketua RW 04, Kelurahan Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, Sutikno, membantah keras informasi yang beredar bahwa sarana olahraga warga dijadikan tempat berjualan oleh warga RT 01 di wilayahnya.

Menurut Sutikno, yang ada di lokasi tersebut bukanlah tempat berjualan, melainkan lahan yang difungsikan sebagai tanaman produktif. Hal ini terkait dengan penilaian Kampung Proklim tingkat nasional yang tengah diikuti oleh RW 04.

“Tidak ada dijadikan tempat jualan. Informasi itu tidak benar. Yang ada adalah lahan yang dimanfaatkan menjadi tanaman produktif dalam rangka penilaian Kampung Proklim,” jelas Sutikno saat dihubungi melalui telepon, Senin (2/6).

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Lurah Pademangan Timur, Suhardiman. Ia menegaskan bahwa kabar yang menyebutkan tempat tersebut dipakai untuk berjualan tidaklah benar.

“Izin bang, itu bukan buat jual pohon tapi RW 04 memang masuk lomba Proklim tingkat nasional dan itu dipakai untuk tanaman produktif,” ujar Suhardiman kepada media pada hari yang sama.

Sementara itu, mantan Camat Pademangan, Mumu Mujtahid, yang saat ini menjabat sebagai Kabag Perekonomian Kota Administrasi Jakarta Selatan, menyebut lahan tersebut berstatus quo dan tidak memiliki pemilik jelas. Menurutnya, lahan ini bukanlah sarana olahraga.

“Dulu karena status quo dan dikuasai oknum tokoh masyarakat, para Ketua RW se-Pademangan Timur kompak meminta lahan tersebut untuk fasilitas warga,” ungkap Mumu.

Ia menambahkan bahwa saat ini lahan tersebut dikelola oleh pengurus RW 04 dan yakin tidak ada warga yang protes penggunaan lahan untuk tanaman produktif.

“Pastinya tidak ada arahan dari saya bahwa itu untuk olahraga. Itu sama Pak RW dan teman-teman di RT 01 hanya diberi pagar agar tidak dimasuki sembarangan orang. Jadi kalau ada yang bilang itu fasilitas olahraga, tidak tepat,” tegas Mumu.

Mumu menduga protes yang muncul berasal dari oknum warga yang ingin menguasai lahan tersebut dengan dalih akan dijadikan fasilitas olahraga. (Ervinna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *