Ketum IWA, Dr.Ir.Adi Sukardi ,MBA Berharap Ditinjau Ulang Kinerja Tenaga Asing Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung

Berita30 Dilihat

DetikSR.id JAKARTA, – Direktur PT. ArcMart Welding Engineering Dan Ketua Umum IWA ( Indonesian Welding Association atau Assosiasi.Pengelasan Indonesia) Dr.Ir.Adi Sukardi ,MBA menyampaikan kepada sejumlah awak media di Jakarta, Kamis (30/10/2025) terkait tentang keprihatinannya yang mendalam ditujukan kepada Kereta Api Cepat (Whoosh) Jakarta-Bandung guna mendesak untuk segera meninjau ulang kinerja tenaga asing dari China,

Ia menilai sejak munculnya persoalan agar pembiayaan utang Rp2 Triliun per-tahun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh diharapkan tidak bergantung lagi kepada APBN semata.

Menurut Ketum IWA , Dr.Ir.Adi Sukardi,MBA memang seharusnya di Indonesia ini seluruh beban pembangunan baik infrastruktur maupun fasilitas pendukung, ditanggung oleh pihak operator atau konsorsium.

“Jadi saya selaku Ketum Assosiasi Pengelasan Indonesia (IWA) bersama seluruh rakyat Indonesia pastinya tidak akan rela, jika uang rakyat di pakai untuk bayar hutang Kereta cepat komersil Whoosh Jakarta- Bandung, ” Ucap Direktur PT. ArcMart Welding Engineering, Dr.Ir.Adi SUKARDI ,MBA

Lebih lanjut Dr.Ir.Adi Sukardi,MBA menjelaskan bahwa mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sebenarnya pernah menilai proyek kereta cepat belum saatnya dijalankan, mengingat kemampuan daya beli masyarakat dan kondisi ekonomi nasional yang masih terbatas.namun pada kenyataannya proyek kereta cepat tersebut terus beroperasi meskipun ditengah sorotan publik.

Selanjutnya Ketum IWA, Dr.Ir.Adi Sukardi,MBA menambahkan, bahwa publik menyoroti setelah proyek selesai dibangun pun, tantangan baru pun muncul selain terkait tarif. Harga tiket yang dianggap ideal untuk menutup biaya operasional berada di kisaran Rp750 ribu per orang, angka yang dinilainya masih terlalu tinggi bagi sebagian besar masyarakat.

“Bahkan yang paling miris munculnya persoalan baru diduga kinerja tukang las tenaga kerja Asing dari China saat mengelas rel Kereta cepat Whoosh tersebut, diduga tidak mengikuti standar Internasional, yang pertama pada proses pengelasan rel kereta api dan yang kedua pada proses pengujian rel kereta cepat Whoosh, sehingga hal tersebut dapat membahayakan para penumpang kereta Cepat whoosh pada seluruh masyarakat Indonesia, ” ujar Ketum IWA , Dr.Ir.Adi Sukardi,MBA mengingatkan.

Selain itu Ketum IWA Dr.Ir.Adi Sukardi,MBA juga menanggapi pernyataan Jokowi yang menyebutkan bahwa Kereta Cepat (Whoosh) Jakarta – Bandung bukan cari Laba, kemudian dengan tegas ia jawab, menurutnya bukan hanya soal untung ruginya, yang dipersoalkan namun pada saat ini sudah ada pemisahan anggaran.

 

Lanjut Ketum IWA Dr.Ir.Adi Sukardi,MBA bahwa pendanaan bisa menggunakan sumber dari Danantara yang juga memperoleh dividen besar dari BUMN, mencapai sekitar Rp90 triliun. Penggunaan APBN, lanjutnya, justru akan menjadi beban karena uang tersebut merupakan dana rakyat.

“Maka sekali lagi saya selaku ketua Umum Assosiasi Pengelasan Indonesia (IWA) menghimbau agar kerjasama proyek Kereta Cepat Whoosh dengan negara China seharusnya segera ditinjau ulang kembali dan jika perlu dihentikan terlebih dahulu saja, ‘ tegas Ketum IWA Dr.Ir.Adi Sukardi,MBA.

Sambungnya karena dari hasil pengamatan kami secara kasat mata dilapangan, terlihat diduga kinerja tenaga asing dari China tersebut sangat membahayakan, pasalnya cara kerjanya tidak profesional dan juga tidak memenuhi standar Internasional,

“Apalagi kalau pakai APBN berat, APBN itu kan uang rakyat dan uang pembangunan bukan hanya di Jawa, di luar Jawa itu juga belum terbangun dengan baik,” ungkapnya.

Menurut Dr.Ir.Adi Sukardi,MBA seharusnya sebelum Kereta Cepat Whoosh di operasikan, maka terlebih dahulu tim teknis project mempublikasikan ada 3 tahapan prosedur nya seperti berikut ini :
1.Prosedur Pengelasan rel ( FBW )
2. Prosedur pengujian pengelasan rel ( DT ) dan Fatique test dengan beban 100 Ton dan Vibrasi 50 juta Cycle .
3. Pengujian NDT dengan Phase Array Ultra Soning Testing.

“Kemudian setelah 3 ( Tiga ) tahapan tersebut di nyatakan Lulus uji , maka selanjutnya di lakukan uji fungsional selama 1 ( satu ) bulan, demikian lah seharusnya cara kerja profesional yang dilakukan oleh tenaga asing dari Cina tersebut , ” Tandasnya.(san).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *