“Meriah dan Penuh Hikmah, Haul Muallim Ciganjur III Satukan Warga Lewat Seni Islam dan Tausyiah KH. Said Aqil Siradj”

Berita88 Dilihat

DetikSR.id Jakarta, – Suasana sore di Kelurahan Cipedak, Jagakarsa, Rabu (26/11/2025), tampak semarak dengan gelaran Haul Muallim Ciganjur III yang dimeriahkan oleh parade seni Islam. Beragam penampilan seperti marawis, hadroh, qosidah, hingga musik gambus menjadikan halaman Kantor Kelurahan Cipedak penuh warna dan gema shalawat.

Lurah Cipedak, Hariadi Aulia, hadir bersama jajaran RT, RW, LMK, FKDM, serta ratusan warga yang memenuhi area acara. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara masyarakat dan Masjid Agung Al – Makmur Cipedak sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama sekaligus penguat silaturahmi antarwarga.

Ketua panitia, Al-Ayyubi Dzikrullah, mengatakan bahwa Haul Muallim Ciganjur bukan sekadar agenda tahunan, tetapi juga sarana memperkokoh persaudaraan.
“Ini momen untuk mengenang jasa para ulama, sekaligus melestarikan seni budaya Islam yang menjadi kekayaan masyarakat Ciganjur,” ujarnya.

Acara dibuka dengan sambutan Wali Kota Jakarta Selatan yang diwakili oleh Sekko Jakarta Selatan, sebelum memasuki inti acara berupa tausyiah yang disampaikan oleh ulama nasional, KH. Said Aqil Siradj, MA.

Dalam ceramahnya, KH. Said menekankan pentingnya memahami sunnah para auliya, yaitu teladan para orang saleh yang mencerminkan akhlak Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ia mengingatkan bahwa inti sunnah tidak hanya berada pada praktik ibadah, tetapi juga kejujuran, kerendahan hati, dan ketulusan dalam berperilaku sehari-hari.

KH. Said juga menyinggung kekayaan tradisi Islam Nusantara, seperti syair dan qasidah, sebagai ekspresi cinta umat kepada Rasulullah. “Kecintaan yang tulus kepada Nabi dapat menghadirkan ketenangan batin, bahkan mimpi indah yang penuh kasih sayang Allah,” tuturnya.

Beliau mengajak jamaah menjauh dari sifat merasa paling benar, ingin dipuji, atau ingin dijunjung tinggi, karena sikap tersebut bertentangan dengan akhlak Rasulullah. Dalam kesempatan itu, KH. Said juga membawakan kisah penciptaan Nur Muhammad dalam tradisi keilmuan tertentu, serta menekankan bahwa Nabi sejak awal dijaga Allah dalam akhlak dan sifat-sifatnya.

Selain itu, beliau menegaskan bahwa Rasulullah membawa misi keadilan dan pemberantasan kezaliman, bukan kesombongan. “Rasul tidak pernah datang dengan arogansi. Beliau selalu mengajarkan kasih sayang, kerendahan hati, dan sikap adil,” jelasnya.

Di akhir tausyiah, KH. Said mengingatkan bahwa syafaat Nabi adalah bentuk rahmat bagi umat yang cinta kepadanya. Karena itu, umat Islam tidak boleh berputus asa dari ampunan Allah.

Dengan perpaduan seni, budaya, dan siraman rohani, Haul Muallim Ciganjur III diharapkan mampu mempererat kebersamaan warga serta menjaga tradisi keagamaan yang telah menjadi identitas masyarakat Cipedak. Acara ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya memelihara harmoni dan nilai-nilai kebaikan di tengah kehidupan bermasyarakat.(Red/dj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *