Momentum Persatuan: PWI Resmi Bersatu, Cak Munir Ajak Wartawan Kembali ke Jati Diri

Berita60 Dilihat

DetikSR.id JAKARTA – Dunia pers Indonesia menandai babak baru dalam sejarahnya. Setelah melewati masa dualisme yang sempat memecah barisan, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kini resmi bersatu kembali.

Momen penting itu ditandai dengan pengukuhan Akhmad Munir atau Cak Munir panggilan akrabnya sebagai Ketua Umum PWI Pusat masa bakti 2025-2030, pada Sabtu (4/10/2025) di Museum Pers Nasional Surakarta, Jawa Tengah, yang dihadiri berbagai tokoh pers, pejabat publik, dan insan media dari seluruh penjuru negeri.

Ketua Pokja PWI Kejaksaan dan Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Erfan Pratama, menyambut momentum bersejarah ini dengan optimisme. Dalam opini berjudul “PWI Kini Satu, Momentum Baru Bersama Cak Munir”.

Erfan menegaskan bahwa penyatuan PWI bukan sekadar acara seremonial, melainkan tonggak penting bagi kebangkitan pers nasional.

“Hilangnya dualisme adalah harapan baru agar wartawan bisa kembali fokus pada tugas utama. Menjaga profesionalisme, menyuarakan kebenaran, dan memperjuangkan kepentingan publik,” tulis Erfan dalam opininya, Sabtu (4/10/2025).

Dualisme kepengurusan yang sempat melanda PWI beberapa waktu terakhir telah menimbulkan kebingungan di kalangan wartawan dan melemahkan solidaritas organisasi.

Kini, dengan resmi dikukuhkannya Cak Munir, organisasi tertua wartawan Indonesia itu kembali tegak sebagai satu wadah besar yang menaungi seluruh anggotanya.

Langkah konsolidasi ini disambut positif oleh berbagai pihak. Banyak kalangan menilai penyatuan PWI menjadi momentum strategis untuk memulihkan marwah dan integritas organisasi, serta mengembalikan kepercayaan publik terhadap peran wartawan sebagai penjaga kebenaran dan keadilan.

Dalam pidato perdananya setelah dikukuhkan, Cak Munir menyampaikan tekad untuk membangun PWI yang inklusif, profesional, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Ia menekankan pentingnya peningkatan kompetensi wartawan, penguatan etika jurnalistik, serta kolaborasi lintas media guna menghadirkan pemberitaan yang edukatif dan berimbang.

“PWI harus menjadi rumah bersama, tempat di mana seluruh wartawan Indonesia merasa memiliki dan dilindungi. Kita akan berjuang bersama untuk memperkuat peran pers sebagai pilar keempat demokrasi,” ujar Cak Munir.

Erfan Pratama menilai bahwa penyatuan PWI di bawah kepemimpinan Cak Munir harus dijaga sebagai modal sosial yang sangat berharga.

Ia menegaskan, semangat persatuan ini bukan hanya simbol rekonsiliasi internal, tetapi juga panggilan moral bagi seluruh wartawan agar kembali ke jati dirinya sebagai penegak kebenaran dan pelindung kepentingan publik.

“Hari ini kita patut bersyukur, PWI kini satu. Momentum persatuan ini harus dijaga, dirawat, dan dijadikan landasan untuk melangkah bersama. Sebab dengan pers yang kuat, bersatu, dan bermartabat, demokrasi Indonesia akan semakin kokoh,” tegas Erfan.

Kembalinya PWI dalam satu kepemimpinan diharapkan mampu memperkuat posisi pers di tengah tantangan globalisasi informasi, disrupsi digital, serta ancaman terhadap kebebasan berekspresi.

Di bawah payung organisasi yang kembali utuh, wartawan Indonesia kini memiliki kesempatan baru untuk berperan lebih aktif dalam memperkuat demokrasi, menegakkan etika jurnalistik, dan membangun masyarakat yang melek informasi.

Dengan semangat baru, PWI menatap masa depan pers Indonesia yang lebih solid, profesional, dan berintegritas, menuju persatuan wartawan yang benar-benar satu suara untuk kebenaran dan bangsa.(Ervinna)

Sumber: Opini Erfan Pratama, Ketua Pokja PWI Kejaksaan & PN Jakarta Timur

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *