431 Views
DetikSR.id Jakarta – Pendidikan adalah hal yang melekat pada setiap individu. Banyak orang yang beranggapan semakin tinggi pendidikan memungkinkan peluang untuk sukses semakin besar. Padahal, fakta yang terjadi tidaklah demikian, namun dengan pendidikan memungkinkan seseorang untuk memperoleh nasib yang lebih baik.Menurut Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal, pendidikan non-formal dan lingkungan sekitar (setting). Pendidikan formal berorientasi pada pendidikan yang wajib
dilaksanakan dalam sekolah mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah Atas. Pendidikan non-formal berorientasi pada pendidikan yang berstruktur
dan berjenjang di luar pendidikan formal, seperti lembaga kursus, lembaga pelatihan, hingga
pusat kegiatan belajar masyarakat. Sedangkan, lingkungan berorientasi pada bagaimana cara
bermasyarakat, menyikapi norma yang berlaku, hingga bertanggung jawab pada diri sendiri.
Satuan pendidikan yang merupakan bentuk lembaga pendidikan formal memiliki peran yang penting dalam memberikan bekal pengetahuan kepada siswa sesuai dengan jenjang
pendidikannya.
Dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah merupakan satu kesatuan
sistem yang saling terkait yang akan memberikan bekal kepada siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau memasuki dunia kerja, serta berwirausaha. Manusia yang memiliki pendidikan yang kurang terkait dengan apa yang dibutuhkan pasar dunia di masa yang akan datang, akan mengalami kesulitan untuk bersaing dengan orang-orang yang memiliki pendidikan yang cukup dengan bidang keahlian tertentu.
Dilansir dari situs worldtop20.org pada 2023 yang merilis peringkat pendidikan dunia.Terdapat 20 negara yang masuk ke dalam peringkat pendidikan terbaik di dunia tahun 2023 dan Indonesia tidak termasuk di dalamnya. Dan Indonesia menempati peringkat ke 67 dari 203
negara yang dinilai. Lalu berdasarkan laporan World Population Review dengan judul Average IQ by Country 2022, Indonesia ditempatkan pada peringkat 10 dari 11 negara di Asia Tenggara.
Kemudian dikutip dari situs mahasiswaindonesia.id yang menyatakan penyebab utama Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah adalah kurangnya kreatifitas para pendidik dalam membimbing siswanya serta kurikulum yang sentralistik sehingga membuat potret pendidikan yang semakin buruk. Sehingga untuk mengatasi kurangnya kreatifitas para pendidik, maka dalam proses pembelajaran diperlukan hal-hal seperti berikut ini:
1. Berfokus terhadap pemanfaatan teknologi
2. Berfokus pada kolaborasi dan kerjasama
3. Mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan berinovasi
4. Memiliki keterampilan Soft Skill
5. Pembelajaran berbasis proyek
6. Kebebasan gaya belajar
7. Peningkatan literasi digital
Dari tujuh hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran sekarang ini tidak lagi menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Tetapi, pembelajaran menekankan pada student center dan hal itu sudah sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan kurikulum merdeka. Sudah menjadi standar yang harus dipenuhi siswa untuk bersaing di masa
yang akan datang. Karena pada masa yang akan datang, banyak pekerjaan yang hilang disebabkan oleh perkembangan teknologi. Oleh karena itu pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memastikan Bangsa Indonesia memiliki masa depan yang cerah.
Sehingga Kurikulum Merdeka menjadi salah satu langkah yang tepat dalam mengatasi kesenjangan pendidikan di Indonesia. Sebab pada hakikatnya setiap siswa memiliki perbedaan kemampuan atau mempunyai potensi masing-masing. Namun, tetap perlu adanya bantuan dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada pada satuan tingkat pendidikan di Indonesia, terutama sarana-sarana penunjang pendidikan. Adapun masalahmasalah yang masih menjadi penghambat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik seperti banyak bangunan sekolah yang sudah tidak layak, kurangnya teknologi yang memadai dalam kegiatan belajar-mengajar pada sekolah-sekolah di pedalaman, hingga kurangnya kompetensi pada pendidik.
Jika hari ini Indonesia dibandingkan dengan negara-negara dengan pendidikan terbaik dunia yang berada di sekitarnya, akan terlihat sangat jauh perbedaannya, karena negara-negara tersebut sangat memperhatikan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi-generasi yang baik dan siap bersaing di dalam negeri maupun luar negeri.
Sehingga ketika generasi muda mampu bersaing di dalam negeri maupun di luar negeri,maka Indonesia akan menjadi negara yang mampu bersaing di kancah internasional. Sehingga akan mampu menguasai pasar dunia, dengan menguasai pasar dunia membuktikan bahwa negara tersebut adalah negara yang makmur.
Pada tahun 2045 yang akan datang, Indonesia ditargetkan mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai sektor. Prediksi ini didapat dari hasil kemungkinan Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030. Untuk memungkinkan terwujudnya Indonesia Emas 2045, maka perlu adanya pendidikan yang tercukupi untuk setiap Warga Negara Indonesia. Jika hanya berfokus menunggu Indonesia Emas 2045 tanpa adanya tindakan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia, memungkinkan lebih sedikit potensi untuk meraihnya.
Dilansir dari kominfo.go.id “Mari kita siapkan generasi muda menyongsong Indonesia Emas 2045. Kita jaga negara ini, kesatuannya, keutuhannya dan tetap negara ini harus menjadi
negara yang demokratis. Itu tugas-tugas mahasiswa, tugas generasi muda. Sebab, kalian semua nanti yang akan jadi pewarisnya, kami hanya pengantarnya,” tutur Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin.
Hal ini membuktikan bahwa sudah banyak orang yang meyakini Indonesia akan mengalami kemajuan yang sangat pesat pada tahun 2045.Maka sudah seharusnya mulai saat ini Bangsa Indonesia mengolah sistem pendidikan yang lebih baik lagi.
Negara-negara yang dahulu belajar dari Indonesia, sekarang sudah lebih hebat
dari Indonesia disebabkan oleh masyarakat mereka memiliki inovasi yang tinggi dan kuatnya
dorongan dari pemerintah. Banyak lulusan-lulusan terbaik universitas di Indonesia yang memiliki bidang keahlian tertentu pindah kewarganegaraan karena kurangnya dorongan dari pemerintah atas inovasi mereka.
Inilah permasalahan yang dihadapi Indonesia sebagai negara
berkembang, kurangnya kesempatan lapangan kerja sehingga banyak pemuda-pemuda yang potensial kemudian lebih memilih berkarya di luar negeri. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu upaya yang maksimal dari pemerintah terkait pemerataan pendidikan dan kesempatan kerja serta memanfaatkan bonus demografi sampai 2045.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Dikutip dari situs setkab.go.id“Tidak hanya peluang saja, tapi strategi meraihnya sudah ada, sudah dirumuskan. Tinggal apakah kita mau memfokuskan energi kita untuk bergerak maju, atau justru membuang energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif, yang memecah belah, bahkan yang membuat kita melangkah mundur,” ucap Presiden Joko Widodo di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI,Senayan, Jakarta, Rabu (16/08/2023) pagi.
Menurut Presiden Joko Widodo perlu adanya Sumber Daya Manusia yang mencukupi untuk meraih Indonesia Emas 2045. Salah satu cara meningkatkan Sumber Daya Manusia adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya.
Dengan demikian, jelas bahwa pendidikan menjadi hal yang penting dan menjadi tolak ukur kemajuan Bangsa Indonesia. Karena dari pendidikan akan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang unggul yang memiliki akhlak yang baik, serta mampu menjawab tantangan zaman di era digitalisasi dan globalisasi.(Hendrik)