Penyidik Tim MACAN LINGGAU Satreskrim Polres Lubuk Linggau Gelar Rekontruksi Kasus Meninggalnya Robert Marlanda Harahap

Berita108 Dilihat

DetikSR.Id LUBUKLINGGAU – Mungkin masih ingat warga Jalan Kenanga I, RT 01, Kelurahan Pasar Satelit, Kecamatan Lubuk Linggau Utara II Kota Lubuk Linggau, digegerkan dengan penemuan sesosok mayat pria dalam kondisi tertelungkup pada Selasa, 1 April 2025, sekitar pukul 11.00 WIB. Dan setelah dilakukan pemeriksaan, identitas korban akhirnya diketahui sebagai Robert Marlanda Harahap (20), warga Jalan Nangka, Kelurahan Megang, Kecamatan Lubuk Linggau Utara II.

Untuk membuat semakin terang dan melengkapi berkas perkara ini, Penyidik Tim MACAN LINGGAU Satreskrim Polres Lubuk Linggau Polda Sumatera Selatan ( Sumsel ) menggelar rekontruksi ( reka ulang/red) kasus tersebut, Kamis(15/05/2026). Kapolres Lubuk Linggau, AKBP Adithia Bagus Arjunadi melalui Kasat Reskrim AKP M Kurniawan Azwar, usai rekon menjelaskan saat rekonstruksi tadi ada 26 adegan dari dua TKP, yakni di gudang ayam tersangka untuk adegan saat berpesta di Jalan Bengawan Solo dan di tempat korban dibuang oleh dua tersangka. Ada beberapa pihak juga yang diundang untuk transparansi dari reka adegan, termasuk dari pihak keluarga.

“Rekonstruksi dilakukan untuk menyamakan dan memperjelas keterangan dari tersangka dan saksi serta reka kejadian yang asli di dua lokasi pada saat kejadian. Setelah rekon dan setelah dicek semua sesuai dengan keterangan. Kita hanya memastikan benar atau tidak dari keterangan yang diberikan, karena kita juga sudah beberapa kali BAP ke tersangka sedetail mungkin,” jelas Kasat.

Sejauh ini tegas Kasat, keenam tersangka masih disangkakan dengan Pasal 359 yang mengatur tentang kealpaan yang menyebabkan kematian dan Pasal 181 yang mengatur tentang tindak pidana penelantaran jenazah dan penyembunyian kematian. “Sejauh ini bukan pembunuhan, kelalaian dan pembuangan mayat atau sengaja dibuang karena takut dan kebingungan melihat korban sudah meninggal dunia. Untuk lebam terjadi karena ada beberapa kali jatuh saat mereka membuang mayat, dan di pesta juga ada beberapa kali jatuh. Kita temukan kan sudah 3 hari, mayat sudah terjadi pembekakakn jadi itu lemab mayat. Sejauh ini tidak ada arah ke pembunuh. Kita juga minta keterangan ahli dari dokter visum juga agar tidak salah,” tegasnya.

Terpantau Media terbitan Nasional DETIK SUARA RAKYAT, rekonstruksi mulai dilaksanakan sekitar pukul 10.00 wib, menghadirkan 6 tersangka , sementara untuk peran korban ( peran pengganti/red ) dilakukan oleh anggota.

Rekonstruksi dipimpin KBO Reskrim Iptu Suroso dan Kanit Pidum Ipda Suwarno serta diawasi langsung Kasi Propam Polres Lubuk Linggau Iptu Gurit Trisilo serta dijaga ketat personil berbagai kesatuan dan Polsek Lubuk Linggau Utara I. Rekontruksi diawali dengan kedatangan korban datang ke kandang ayam di belakang rumah Darkindo alias Gindo. Korban kesana untuk membayar hutang, kemudian pamit pergi. Namun Gindo mengajaknya pesta miras dan narkoba. Korban kemudian pergi dan janji kembali datang. Setelah korban kembali datang, mereka meneggak minuman keras yang sudah dibeli. Baru kemudian menenggak pil ekstasi yang telah dipotong-potong oleh tersangka Gindo menggunakan giginya. Gindo kemudian memasukkan pil ekstasi ke rekan-rekannya, sedangkan korban Robert mendapatkan giliran terakhir kali. Setelah itu mereka sempat bernyanyi dan joget-joget.

Dalam adegan yang direka ulang, sedang joget korban drop dan jatuh. “Sempat kami berikan minyak angin, tapi tidak sadar-sadar,” ungkap tersangka Gindo dalam rekotruksi. Hingga akhirnya, mayat korban dibuang di tanah lapang di Jalan Kenanga I Kelurahan Pasar Satelit Kecamatan Lubuk Linggau Utara II. Karena tidak ada yang mau membawanya ke rumah sakit. Rekontruksi ini sempat menjadi perhatian masyarakat, namun tidak menghalangi petugas dalam melaksanakan reka ulang atas meninggalnya, Robert Marlanda Harahap tersebut.

Sementara itu, ibu korban yakni Marlina ikut menyaksikan jalannya rekonstruksi tersebut, mengaku tidak puas, hasil rekonstruksi yang dilaksanakan Polres Lubuk Linggau terhadap kasus kematian anaknya, “ Kami bukan tidak percaya dengan polisi. Tapi setelah kami ikuti kami merasa tidak sinkorin dengan hasil visum yang kami terima. Seperti luka lebam yang ada dibadan anak kami, di rekonstruksi tidak tergambarkan apa penyebabnya,” pungkasnya. (Rif’at Achmad ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *