Pokja PWI Kepolisian Jakarta Barat Adakan Dialog Kebangsaan, Saran Peserta “Aktifkan Kembali Citra Bhayangkara dan Mitra Babinsa”

Berita27 Dilihat

DetikSR.id Jakarta – Dalam memperingati Hari Pahlawan Pokja PWI Kepolisian Jakarta Barat mengadakan acara Dialog Kebangsaan denga Tema “Membangun Kesadaran Hukum, Kerukunan dan Toleransi Dalam Bingkai Kebangsaan”, Jumat (14/11/2025) di Vihara Hemadhiro Mettavati Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Dialog yang dihadiri Tiga Pilar, Ormas, LSM dan Wartawan menampilkan narasumber dari kejaksaan, kepolisian, kodim dan pwi jaya.

Dalam sambutan Fery Rian salaku inisiator diskusi berterima kasih pada narasumber dan para peserta yang hadir sehingga acara berjalan lancar seperti keinginan kita bersama, terkhusus untuk Dewan Penasehat Pokja PWI Kepolisian Jakarta Barat Cr (C) Romo Asin Gotama. S. Dr. B., M.H.

“Terima kasih semua yang hadir atas dukungannya termasuk penasehat Pokja kepolisian jakarta barat Romo Asin Gotama. Dr. B,. M. H,” ucapnya.

Dari masing-masing narsum seperti yang dikutip radar jakarta id, memberikan papaparannya seperti,
Wakapolres Metro Jakarta Barat AKBP Dr. Tri Suhartanto menyita perhatian lewat pernyataannya yang dinilai sebagai alarm keras bagi masyarakat. Ia mengungkapkan adanya kasus siswa SMA yang belajar merakit bom dari internet untuk membalas bullying. “Ketika anak lebih banyak mengurung diri ditemani ponsel, itu tanda bahaya. Kita sudah melihat bagaimana literasi digital yang gagal berubah menjadi ancaman nyata,” tegasnya, menekankan pentingnya keluarga sebagai garda terdepan mencegah radikalisasi remaja.

Dari unsur Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat, Asisten Pemerintahan Holi Susanto menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif PWI Pokja Kepolisian. Ia menilai dialog seperti ini penting untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, pers, dan masyarakat. “Kami berharap Pokja PWI Jakarta Barat terus bersinergi dengan jajaran Pemkot dalam menjaga harmoni sosial dan kesadaran hukum,” ujarnya.

Representasi Kejaksaan Negeri Jakarta Barat, melalui perwakilan Pidsus Kurniawan, ikut mengungkap fakta lapangan yang mengkhawatirkan. Ia menyebut mayoritas kasus yang masuk dari kepolisian justru berasal dari kalangan pelajar. “Anak-anak ini menyimpan golok di sekitar sekolah, pulang langsung eksekusi tawuran. Ini budaya kekerasan yang harus diputus segera,” katanya menegaskan.

Dari unsur TNI, Danramil 04/Cengkareng Kolonel Kav. Sigit Dharma Wiryawan, menyebut tema dialog ini sebagai “tema setengah dewa” karena memuat seluruh isu mendasar bangsa: kesadaran hukum, toleransi, kerukunan, dan nilai kebangsaan. “Tidak cukup dengan imbauan seremonial. Yang mampu menjaga bangsa adalah kolaborasi lintas institusi, bukan kerja sektoral,” tegasnya.

Perlu diketahui, ada yang menarik dari diskusi itu. Yaitu ada keinginan dari salah satu Ormas dari Gerakan Pemuda Marhaenisme Prov DKI Jakarta, dimana agar TNI/Polri mengaktifkan kembali mitranya seperti Citra Bhayangkara dan Mitra Babinsa.(Red/Rbt,(radar jakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *