Sastrajendra Living Academy Menggelar Aktivitas Perdana

Berita232 Dilihat

DetikSR.id Jakarta – Sastrajendra Living Academy (SLA) menggelar wedaran perdananya sebagai langkah awal dalam membangun kesadaran spiritual dan karakter bangsa yang tangguh. Bertempat di Museum Benyamin Sueb, Jakarta, pada 18 Mei 2025, kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari peserta yang antusias mengikuti sesi demi sesi.

Dipandu oleh Romo Toni Junus Kanj. Gung sebagai master atau sesepuh bersama Anggoro Andi Saputra sebagai Senior Coach, wedaran ini bukan sekadar forum pembelajaran, melainkan perjalanan batin menuju transformasi diri. Para peserta datang dengan harapan besar: menjadi pribadi yang lebih baik, memahami cara mengolah sifat, dan menyelami makna hidup yang lebih dalam.

Buntje Harbunangin, pembina SLA, menegaskan bahwa acara ini dirancang untuk membentuk manusia seutuhnya — bukan hanya pintar secara teori, namun juga seimbang dalam spiritualitas, budaya, dan kesadaran diri.

“Selamat kepada seluruh peserta wedaran perdana. Ini bukan hanya soal mendapatkan ilmu, tapi tentang bagaimana kita menyelaraskan diri dan menjaga warisan budaya yang kita miliki. Menjadi manusia seutuhnya adalah misi kami,” ujar Buntje dalam wawancara eksklusif.

Menurutnya, Tujuan dari kegiatan inipun sebagai kasampurnaning hurip secara spiritual berkualitas dan berhasil dalam karier duniawi.

Tak hanya berbicara tentang pembangunan diri, wedaran ini juga menjadi ruang mempererat ikatan antarpeserta dalam semangat persaudaraan dan gotong royong untuk melestarikan budaya lokal.

dr. Bambang Hayunanto, ketua SLA, menambahkan bahwa filosofi Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu adalah dasar dari perjalanan spiritual ini — yakni transformasi dari sifat biadab menjadi pribadi yang beradab.

“Dalam hidup, kita perlu memahami makna dan tujuan keberadaan kita. Falsafah Jawa mengajarkan kita tentang sangkan paraning dumadi, manunggaling kawula Gusti, serta eling lan waspada. Ini bukan hanya konsep, tetapi praktik hidup yang membimbing kita menuju keselarasan duniawi dan spiritual,” terang dr. Bambang.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya prinsip memayu hayuning bawono — memperindah dunia yang sudah indah dengan kebaikan dan kebijaksanaan.

“Wedaran ini bukan untuk mencari kekuatan gaib atau mistis. Ini tentang mendorong diri menjadi manusia sukses secara duniawi dan rohani. Pada akhirnya, semua bermuara pada satu: pulang ke manunggaling kawula Gusti,” tutupnya.

Sastrajendra Living Academy hadir sebagai alternatif pendidikan jiwa yang unik, mengintegrasikan ilmu, budaya, dan spiritualitas dalam sebuah harmoni. Wedaran perdana ini menjadi langkah awal dalam menghidupkan kembali warisan kebijaksanaan nusantara untuk menjawab tantangan zaman modern.(Ervinna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *