Cegah Stunting dengan memanfaatkan Protein Alternatif Bersumber dari Lingkungan Rumah Kita

Berita Daerah159 Dilihat

DetikSR.id SumSel OKU Timur – Stunting merupakan permasalahan kesehatan yang masih menjadi perhatian utama di Indonesia, terutama di daerah pedesaan dengan akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan dan edukasi gizi. Dampak dari stunting tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan otak anak, yang dapat menghambat prestasi akademik dan produktivitas mereka di masa depan.

Oleh karena itu, upaya pencegahan harus dilakukan. Untuk itu Puskesmas Cempaka melakukan upaya agar di wilayah kecamatan Cempaka nantinya bisa zero stunting. Upaya yang dilakukan yaitu dengan memanfaatkan protein alternatif yang ada disekitar lingkungan rumah agar dikonsumsi masyarakat.

Saat di konfirmasi awak media, Rabu (01/10/2025) Kepala UPT Puskesmas kecamatan Cempaka, Kabupaten OKU Timur dr. Enda Rukmana, S.K.M., M. Kes., menjelaskan bahwa perlu sejak dini dilakukan pencegahan stunting, yaitu dengan mendeteksi awal stunting saat janin masih dalam kandungan atau pada masa kehamilan. Apabila menemukan anak gejala stunting setelah lahir, kalau tidak segera ditangani 5 tahun pertama maka otaknya akan rusak yang hanya bisa diperbaiki 70%.

Lanjut dr. Enda, untuk mendeteksinya si ibu kemungkinan melahirkan anak stunting yaitu dengan menggunakan alat “Pita LILA (Lingkar Lengan Atas)”, dengan cara mengukur dari titik tengah antara tulang bahu dan siku dibagi dua. Jika hasilnya dibawah 23,5 cm maka didiagnosis ibu hamil tersebut kurang gizi. Jika ia kekurangan gizi dalam waktu lama atau selama 9 bulan maka resiko bayi yang akan lahir stunting”.

dr. Enda juga menyampaikan bahwa pesisir Komring kaya sumber protein alternatif (pengganti daging kambing, sapi, ayam). Seperti belut, keong, kejeng, remis, kerang, belalang, jangkrik dan lain-lain. Bila dimanfaatkan untuk lauk sehari-hari, mudah-mudahan ibu hamil dan anak-anak Komring tidak ada yang kekurangan gizi dan stunting.

“Pemahaman masyarakat selama ini bahwa sumber protein hanya terdapat pada ikan, ayam, kambing dan sapi, yang mana tidak semua masyarakat mampu membeli sumber protein tersebut dikarenakan keadaan ekonomi yang terbatas, mereka tidak mampu membelinya. Sehingga saya berinovasi untuk mencari sumber protein alternatif yang ada disekitar lingkungan rumah dan tentunya bisa dijangkau oleh masyarakat. Dengan mengandeng laboratorium gizi Universitas Sriwijaya, kami minta untuk meneliti kandungan protein yang ada pada belut, keong, kejeng, remis, kerang, belalang, jangkrik dan lain-lain”.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium gizi Universitas Sriwijaya menunjukkan bahwa kandungan protein keong tinggi, begitu juga dengan belut, kejeng, kerang dan yang lainnya. Maka dari itu masyarakat harus tau bahwa mereka tidak perlu jauh-jauh untuk mencari dan mahal-mahal membeli daging sapi, ayam, telor, ternyata ada sumber protein yang sama kandungannya dengan protein hewani diatas yang keberadaannya ada disekitar lingkungan rumah kita, “tegas Enda.

Dari hal tersebut, mengantarkan PKM Cempaka menjadi inovator terbaik 1 tingkat provinsi Sumsel yang mana jurimya dari perwakilan Kemendagri dan UNSRI.
dr. Enda juga mengharapkan agar pihak pemerintah mendukung inovasi tersebut bahwa warga OKU Timur khususnya, tidak akan ada stunting apabila masyarakatnya memanfaatkan sumber protein alternatif diatas. Selanjutnya agar sumber protein alternatif bisa diminati dan dikonsumsi masyarakat, hendaknya Tim PKK desa untuk berinovasi mengadakan lomba memasak dengan memanfaatkan dan mengolah sumber protein alternatif tersebut menjadi olahan makanan yang memiliki daya tarik dan rasa yang diminati oleh lidah masyarakat.

Sebagai penutup, dr. Enda menyampaikan “Puskesmas Cempaka akan selalu berupaya semaksimal mungkin dalam mencegah stunting dan semoga rantai stunting dapat terputus dengan senantiasa mengkonsumsi protein alternatif di lingkungan sekitar rumah dengan biaya yang ramah.” (AJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *