Digital Forensik Swasta Dinilai Kian Dibutuhkan: Cepat, Murah, dan Profesional Jadi Tuntutan Masyarakat

Berita48 Dilihat

DetikSR.id Jakarta, 18 Juli 2025 —
Dalam era digital yang terus berkembang, permintaan masyarakat terhadap layanan digital forensik swasta non-Polri meningkat secara signifikan. Hal ini disoroti langsung oleh Muhammad Ari Pratomo, seorang advokat, penulis, sekaligus pencipta lagu, yang melihat langsung dinamika lapangan saat masyarakat mencari keadilan berbasis bukti digital.

“Ketika masyarakat ingin membuktikan kebenaran, yang mereka hadapi justru mahalnya biaya, lambatnya proses, dan kekhawatiran soal privasi. Ini harus dibenahi,” ujar Muhammad Ari Pratomo dalam pernyataannya, Kamis (18/7).

Menurutnya, perangkat digital seperti ponsel, laptop, dan cloud storage kini menjadi sumber utama bukti hukum. Namun akses terhadap layanan forensik yang cepat, profesional, dan menjaga kerahasiaan masih terbatas pada institusi tertentu. Padahal, keadilan harus bisa diakses semua pihak—bukan hanya oleh mereka yang memiliki sumber daya besar.

“Layanan digital forensik swasta harus menjadi solusi, bukan sekadar bisnis. Harus ada komitmen menjaga etika, transparansi biaya, dan kerahasiaan data klien,” tambahnya.

Melalui buku terbarunya berjudul “Digital Forensik Swasta: Apakah Memihak pada Pencari Keadilan?”, Ari mengupas tuntas berbagai tantangan dan kebutuhan di balik maraknya permintaan jasa ini. Buku ini tidak hanya menyoroti celah hukum dan praktik lapangan, tetapi juga menawarkan gagasan membangun standar layanan digital forensik swasta berbasis kepercayaan publik.

“Ini bukan hanya isu teknis. Ini soal hak asasi. Siapa pun yang menyerahkan ponsel atau data digitalnya untuk kepentingan hukum berhak mendapatkan perlindungan maksimal dan pelayanan terbaik,” tegasnya.

Ari juga menekankan pentingnya kolaborasi antara penyedia jasa digital forensik, advokat, dan masyarakat hukum agar terbentuk ekosistem yang adil. Di tengah maraknya penyalahgunaan data, kehadiran penyedia layanan yang cepat, murah, dan profesional menjadi kebutuhan mendesak.

“Jangan sampai bukti digital yang bisa menyelamatkan seseorang justru gagal digunakan karena mahal atau prosedurnya rumit,” tutupnya.(*/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *