1,420 Views
DerikSR.id Jakarta – Dalam rangka menunjang kelancaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 9-11 Mei 2023, PLN telah menyiapkan 108 charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Upaya ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 375 unit kendaraan listrik yang disiapkan untuk delegasi, pengamanan maupun operasional dalam KTT ASEAN 2023 tersebut.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan PLN siap mendukung penuh penggunaan kendaraan listrik dalam gelaran KTT ASEAN. Menurutnya, langkah ini menunjukkan kesiapan Indonesia dalam melakukan transisi energi.
“Ini kesekian kalinya Indonesia menjalankan kepemimpinan internasional, setelah sebelumnya di tahun 2022 memegang kepemimpinan di G20. Pada gelaran tersebut, Indonesia sukses menunjukkan kepemimpinan yang sangat kokoh dan menjadi tuan rumah yang baik. Ini kita tunjukkan kembali di gelaran KTT ASEAN 2023,” ucap Darmawan.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) telah meresmikan Flores Control Center untuk memastikan sistem monitoring pasokan listrik di Labuan Bajo berjalan baik.
“Hadirnya Control Center ini tentu akan membuat listrik di pulau Flores semakin andal, sehingga sangat siap untuk gelaran KTT ASEAN,” ucap General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, I Gede Agung Sindu Putra.
Dalam Flores Control Center terdapat Regional Control Center (RCC) Flores dan Distribution Control Centre (DCC) Maumere yang merupakan pusat kontrol penyaluran listrik sistem Flores dari Labuan Bajo sampai dengan Maumere dan pusat kontrol distribusi listrik Pulau Flores.
“Tidak hanya untuk gelaran KTT ASEAN, dengan sistem yang andal ini kami (PLN) optimis akan membantu meningkatkan produktivitas masyarakat,” lanjut Sindu.
Sindu menambahkan, kesiapan Flores hadapi KTT ASEAN juga didukung beberapa jenis pembangkit antara lain pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG), pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang tersebar di Labuan Bajo sampai Maumere. Disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kilo Volt (kV) dan 150 kV serta jaringan distribusi 20 kV.
Adapun RCC Flores saat ini kata Sindu mengoperasikan 9 Gardu Induk (GI) 70 kV dan 2 GI 150 kV, dan transmisi SUTT 70 kV sepanjang 819,474 kilo meter sirkuit (kms) yang terdiri dari 1.250 unit tower, dan SUTT 150 kV sepanjang 51,780 kms dan sebanyak 77 tower yang sudah dibangun dari Labuan Bajo sampai dengan Maumere.
“Dengan demikian fasilitas RCC dan DCC menjadi pengontrol dan pengawasan seluruh sistem kelistrikan Pulau Flores selama 24 jam, di mana sumber energi listrik dari pusat pembangkit listrik di Labuan Bajo, Ruteng, Ende, Ropa, Maumere, Larantuka dan sekitarnya,” pungkas Sindu.(red/ja)