“Kesbangpol dan Vinus Muda Satukan Pemuda Bogor dalam Gerakan Politik Cerdas”

Berita Daerah24 Dilihat

DetikSR.id Bogor — Vinus Muda bersama Kesbangpol Kabupaten Bogor menggelar pendidikan politik bertajuk Youth Political Movement, sebuah forum penguatan kapasitas pemuda untuk membaca persoalan sosial, politik, dan pembangunan daerah secara mendalam. Kegiatan yang digelar di Kabupaten Bogor ini diikuti lebih dari 150 peserta dari berbagai kecamatan.

Forum ini dirancang untuk membangun kesadaran politik pemuda yang matang dan berbasis solusi. Tidak hanya berdiskusi, peserta juga dilibatkan dalam pelatihan membaca persoalan daerah secara sistematis. Untuk memudahkan pemetaan isu, peserta dibagi ke dalam empat zona berdasarkan karakteristik wilayah.

Zona I berisi wilayah agraris seperti Parung Panjang, Tenjo, Jasinga, Cigudeg, Nanggung, Sukajaya, Leuwisadeng, Leuwiliang, Pamijahan, dan Cibungbulang. Zona II mencakup wilayah penyangga perkotaan seperti Ciampea, Bojonggede, Sukaraja, Rumpin, Rancabungur, Ciseeng, Gunungsindur, Kemang, Parung, dan Tajur Halang. Zona III meliputi kawasan agraris–perbukitan seperti Ciomas, Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin, Ciawi, Cisarua, Megamendung, Dramaga, dan Tenjolaya. Sedangkan Zona IV mencakup kawasan administratif dan industri, yakni Cibinong, Babakan Madang, Citeureup, Klapanunggal, Gunung Putri, Cileungsi, Jonggol, Sukamakmur, Tanjungsari, dan Cariu.

Melalui zonasi ini, peserta memetakan persoalan berdasarkan pendekatan struktural, kultural, dan personal. Mereka kemudian merumuskan solusi kolaboratif yang dapat diterapkan dalam gerakan sosial, advokasi pemuda, dan program komunitas skala kecil.

Founder Vinus Muda, Chikal Akmalul Fauzi, menegaskan bahwa pendidikan politik pemuda harus berangkat dari pengalaman langsung memahami persoalan daerah. “Pendidikan politik tidak boleh berhenti pada teori. Pemuda harus punya nalar kritis dan keberanian menyuarakan solusi,” ujarnya.

Co-Founder Vinus Muda, Muhammad Diva Mu’zizat, menjelaskan bahwa forum ini dibangun sebagai ruang aman bagi pemuda untuk belajar politik tanpa polarisasi. “Dengan membaca akar persoalan, mereka bisa menyusun gagasan yang layak diperjuangkan,” katanya. Menurutnya, proses ini juga membentuk generasi muda yang analitis, empatik, dan inklusif.

Salah satu peserta dari Zona II mengaku mendapatkan perspektif baru mengenai kondisi Bogor. “Setiap zona punya masalah khas, tetapi saling berkaitan. Ini membuat kami sadar bahwa pemuda harus berpikir terukur agar kontribusinya berdampak,” ucapnya.

Youth Political Movement diharapkan menjadi pondasi lahirnya generasi muda Bogor yang siap menghadapi tantangan sosial dan pembangunan daerah. Vinus Muda menegaskan bahwa pemuda harus muncul sebagai aktor perubahan, bukan sekadar pendukung kegiatan, tetapi penyuara solusi nyata bagi masa depan Kabupaten Bogor. Ervinna

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *